SRTICT PARENTS
Dikutip dari kamus Cambridge, kata strict mempunyai beberapa arti. Pertama, tegas berarti sangat membatasi kebebasan berperilaku seseorang atau berusaha memberikan hukuman yang berat apabila seseorang melakukan pelanggaran. Kata ini juga dapat diartikan sebagai orang yang sangat ketat/taat mengikuti suatu aturan atau pengertian/prinsip. Sedangkan dalam kamus Merriam Webster, ketat juga bisa berarti sangat ketat atau kaku. Jadi, orang tua yang tegas mengacu pada orang tua yang tegas, kaku, atau sangat membatasi perilaku anak-anaknya atau menghukum mereka dengan berat jika mereka tidak patuh. Pola asuh ketat merupakan pola asuh yang diterapkan secara otoriter. Ciri terpenting yang menjadi ciri gaya pengasuhan ini adalah orang tua menerapkan banyak aturan ketat kepada anaknya.
Beberapa ciri-cirinya adalah:
1.Mempunyai aturan yang harus dipatuhi, jika tidak maka umumnya memberikan hukuman cukup keras.
2.Tidak ada pilihan komunikasi secara terbuka.
3.Aturan yang diterapkan sering kali tanpa penjelasan lebih lanjut.
4.Kepatuhan dinilai sama dengan cinta.
5.Tidak ada bentuk hubungan memberi dan menerima, artinya hanya ada bentuk kontrol penuh.
6.Mempunyai aturan yang harus dipatuhi, jika tidak maka umumnya memberikan hukuman cukup keras.
7.Tidak ada pilihan komunikasi secara terbuka.
8.Aturan yang diterapkan sering kali tanpa penjelasan lebih lanjut.
9.Kepatuhan dinilai sama dengan cinta.
10.Tidak ada bentuk hubungan memberi dan menerima, artinya hanya ada bentuk kontrol penuh.
Penerapan pola asuh orang tua tentunya mempunyai dampak yang besar terhadap baik buruknya perilaku anak. Pola asuh otoritatif (orang tua yang tegas) dapat memberikan dampak negatif dan positif terhadap perilaku anak.Â
Dampak negatif dari pola asuh otoriter adalah anak menjadi pendiam dan pasif terhadap lingkungannya, anak sering menghindari komunikasi dengan orang tuanya, anak sering berperasaan, anak kesulitan dan takut bertindak, anak sering menggunakan kata-kata kasar, anak lebih suka mencari kebebasan di luar rumah, anak dapat berperilaku ekstrim, anak sering berbohong, anak sering bermain kunjungan sekolah dan berbuat curang, anak merasa harus menuruti perintah orang tuanya.Â
Selain dampak negatif dari pola asuh otoriter, juga memberikan dampak positif bagi anak yang mampu menyerap sisi positif dari pola asuh orang tuanya. Dampak positif dari pola asuh otoritatif adalah anak menjadi lebih disiplin, anak menjadi lebih sabar, anak dapat belajar membagi waktu, anak menjadi patuh pada guru dan orang tua, anak dapat belajar mengendalikan emosi, anak menjadi lebih dewasa dalam berpikir.
Orang tua dengan pelatihan ini mengharapkan anak-anak mereka untuk mengikuti aturan mereka tanpa diskusi atau kompromi. Pola asuh orang tua yang tegas kurang hangat dan kritis, apalagi jika anak tidak memenuhi harapan orang tua. Sehingga dapat dikatakan kurang mendukung metode pembelajaran yang positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H