Mohon tunggu...
Suciarti Wahyuningtyas
Suciarti Wahyuningtyas Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger dan Food Fotografer

Content Creator | Blogger | Photographer

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Susu Kental Manis Bukan untuk Anak-anak

8 November 2018   11:43 Diperbarui: 10 November 2018   01:12 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari lalu saya sempat membuat pertanyaan di instagram story tentang Susu Kental Manis atau yang lebih dikenal dengan SKM, penasaran sih ada gak ya yang waktu kecilnya dikasih susu kental manis sama ibunya atau sekarang suka minum susu kental manis?

Saya sendiri juga bertanya sama mamahku, apa waktu kecil dikasih susu kental manis? Mamahku ketawa waktu ditanyain kayak gini. Alhamdulillah saya waktu kecil hinggua sekarang berusia 34 tahun belum meminum susu kental sebagai pengganti susu murni.

Beragam jawaban yang masuk ke instagram saya mengenai susu kental manis, yang menarik dari beberapa jawaban teman-teman saya ternyata masih ada yang minum susu kental manis semasa kecilnya. Bahkan ada yang sampai sekarang minum susu kental manis sebagai susu harian.

Walaupun perbincangan susu kental manis belakangan ini sedang marak kembali di masyarakat, BPOM dan produsen susu tapi yang ingin saya bahas kali ini adalah tentang dampak meminum susu kental manis sebagai pengganti susu harian bagi anak-anak.

dok. Stock Image
dok. Stock Image
Bagaimana Jika Anak Balita Minum Susu Kental Manis?

Menurut ibu Eni Gustina Direktur Gizi Anak dan Keluarga Kementerian Kesehatan, bahwa anak-anak balita tidak boleh meminum susu kental manis sebagai pengganti Air Susu Ibu (ASI). Anak bayi 0 -- 6 bulan harus minum air susu ibu, setelah itu diberikan makanan pendamping ASI untuk mencukupi nutrisinya.

Ternyata banyak masyarakat yang masih menggunakan susu kental manis sebagai pengganti ASI sebagai susu harian anak mereka. Banyak faktor yang mempengaruhi mereka untuk menjadi SKM sebagai susu harian. Hal ini sangat menyedihkan karena mereka menganggap susu kental manis sama dengan susu bubuk atau susu murni.

DIkutip dari berbagai macam sumber, susu kental manis (SKM) bukanlah susu. Tetapi minuman yang terbuat dari gula dan susu. Berikut beberapa fakta tentang susu kental manis:

  1. SKM mengandung gula sebesar 40-50 persen.
  2. Kadar gula yang tinggi pada SKM meningkatkan risiko diabetes dan obesitas pada anak-anak.
  3. Asupan gula yang berlebihan, akan merusak gigi anak.
  4. Kandungan gizi SKM lebih rendah dibandingkan dengan jenis susu lainnya.
  5. Kalsium dan protein SKM lebih rendah daripad susu bubuk atau susu segar.

Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan, Bapak Doddy Izwardi dengan tegas memberitahukan bahwa susu kental manis bukan produk untuk penambah asupan gizi pada anak-anak. "Susu kental manis ini tidak diperuntuk untuk balita, namun perkembangannya di masyarakat dianggap sebagai susu untuk pertumbuhan. Kadar gula yang tinggi sehingga tidak diperuntukkan untuk itu." Dikutip dari Tempo.co

Susu kental manis (SKM) adalah susu yang dibuat dengan melalui proses evaporasi atau penguapan dan umumnya memiliki kandungan protein yang sangat rendah. Selain diuapkan, susu kental manis juga diberikan added sugar (gula tambahan). Hal ini dapat menyebabkan susu kental manis memiliki kadar protein rendah dan kadar gula tinggi.

Sementara kadar gula tambahan pada makanan untuk anak-anak yang direkomendasikan oleh WHO pada tahun 2015 adalah kurang dari 10% dari total kebutuhan kalori. Sementara jika diberikan secara berlebih sangat membahayakan si anak.

Jika merujuk pada kategori pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), susu kental manis dapat masuk dalam kategori susu apabila memiliki kandungan protein minimal 7,5%, tetapi pada kenyataannya susu kental manis masih dibawah 7,5%. Dalam hal ini maka disebut dengan krimmer kental manis dan tidak dikategorikan sebagai susu.

Anak-anak sangat membutuhkan susu untuk masa pertumbuhannya, selain susu memiliki gizi yang dibutuhkan pada masa pertumbuhan. Selain itu dengan pemberian susu dapat mencegah stunting dan gangguan kognitif.

Susu kental manis tidak boleh diberikan untuk bayi dan anak dibawah 5 tahun karena sangat berbahaya, kandungan gula yang tinggi bisa menyebabkan anak terkena diabetes. Seperti yang kita ketahui bahwa pemberian susu yang baik pada bayi adalah air susu ibu (ASI) minimal 6 bulan dan maksimal 2 tahun.

Jika ASI tidak cukup maka bayi dapat diberikan susu formula sesuai dengan konsultasi dokter anak. Anak diatas 1 tahun bisa mengonsumsi susu UHT atau susu formula untuk masa pertumbuhannya. Ini lebih baik daripada anak mengonsumsi susu kental manis.

Apakah Susu Kental Manis Bisa Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Pada Anak?

Mas Kelvin (dok. Pribadi)
Mas Kelvin (dok. Pribadi)

Menurut ahli gizi ibu Cut Kemala Handayani, S.Gz, RD kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Haji Jakarta Timur yang saya temui memberikan informasi bahwa susu kental manis tidak boleh diminum oleh anak-anak balita. Karena didalam kandungan susu kental manis terdapat gula yang sangat tinggi, selain itu didalam susu kental manis juga rendah akan nutrisi.

Anak-anak sangat tidak disarankan untuk meminum susu kental manis karena selain dapat menyebabkan diabetes, obesitas juga bisa mengalami kekurangan gizi yang nantinya bisa menyebabkan stunting. Di Rumah Sakit Haji Jakarta, para ahli gizi selalu mengedukasi masyarakat sekitar untuk memberikan asupan yang baik bagi anak-anak mereka.

Gizi yang diperlukan oleh anak bayi didapatkan dari ASI maka dari itu sang ibu harus mengonsumsi makanan sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Untuk anak-anak di masa pertumbuhannya membutuhkan banyak nutrisi penting.

Nutrisi ini bisa didapatkan dari vitamin D, vitamin A, vitamin C, kalsium, protein dan kalium. Untuk memenuhinya bisa didapatkan dari susu sapi, sayur, buah, makanan berprotein dan berkarbohidrat. Begitu juga anak yang sedang dalam masa MPASI.

Tahukah perbandingan zat gizi dalam susu sapi utuh dan susu kental manis dihitung dari kebutuhan nutrisi harian? Data berikut saya dapatkan dari hellosehat.com supaya bisa diketahui sama-sama.

Kandungan gizi yang terdapat pada susu sapi utuh:

Vitamin A : 5,1%

Vitamin C : 3,7%

Vitamin D : 31,1%

Kalsium : 24,64%

Kalium : 17,6%

Protein: 7,6 gram atau 15,1%

Kandungan gizi yang terdapat pada susu kental manis:

Vitamin A: 2%

Vitamin C : 1,7%

Vitamin D : 0,6%

Kalsium : 10,85%

Kalium : 4%

Protein : 3 gram atau 6%

Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Memberikan Susu Kental Manis

Setiap ibu tentu berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya, mulai dari mendapatkan asupan gizi setiap hari. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan memastikan mereka mengonsumsi susu secara rutin. Tetapi pada prakteknya masih banyak terdapat masyarakat memilih untuk memberikan susu kental manis pada anaknya.

Banyak alasan yang menjadi dasar ibu memberikan susu kental manis kepada anak mereka, diantaranya:

  1. Harga Murah, tentu harga yang murah mempengaruhi masyarakat untuk membeli, apalagi itu bisa digunakan untuk memerikan asupan gizi pada anak mereka. Karena seperti yang kita ketahui harga susu kental manis lebih murah dibanding dengan susu bubuk.
  2. Iklan, sudah pasti disetiap rumah memiliki televisi, maraknya iklan juga sangat mempengaruhi daya beli masyarakat. Selain televisi, iklan-iklan serupa bisa ditemui di radio, internet dan media cetak.
  3. Faktor Ekonomi, pendapatan juga berpengaruh dalam daya beli masyarakat, khususnya di daerah yang memang lebih banyak mengonsumsi susu kental manis untuk memenuhi susu harian anak mereka.
  4. Edukasi, pemberian edukasi  ke berbagai daerah memang sedang digalakan demi mencegah stunting dan gizi buruk pada anak-anak. Salah satunya yang dilakukan diberbagai Posyandu.

Pengalaman Mengonsumsi Susu Kental Manis

Dari hasil ngobrol dengan beberapa teman yang mengisi pertanyaanku di instagram story, ternyata banyak faktor yang mempengaruhi mereka diberikan atau memberikan susu kental manis. Sebenarnya faktor yang paling banyak dijumpai adalah nilai ekonomis.

Sepertinya halnya Ludovira, waktu kecil dia diberikan susu kental manis oleh ibunya. Selain harganya murah juga lebih praktis. Tetapi dia tidak melakukan hal tersebut ke anaknya, karena Vira yakin pemberian susu kental manis ini tidak baik bagi balita.

Lain halnya denga Dellyana, mertuanya dari kecil hingga sekarang masih minum susu kental manis yang diyakininya sama seperti susu bubuk atau susu murni. Karena ini sudah menjadi kebiasaan, maka disaat Dellyana memberitahukan kalau hal ini salah sudah pasti mertuanya tidak mau mendengar.

Zata Ligouw, seorang lifestyle blogger juga berbagi mengenai pengalaman sepupunya yang dari bayi sudah minum susu kental manis. Saat ASI dirasa cukup sampai 6 bulan maka dilanjutkan olehnya memberikan susu kental manis. Tapi ternyata sepupu dari Zata Ligouw harus dilarikan ke rumah sakit karena terlalu mengkonsumsi gula berlebih.

Perubahan hidup dan faktor ekonomi juga dirasakan oleh teman saya lainnya, dulu ia masih bisa memberikan anak-anaknya susu bubuk dengan merek terkenal dan harga yang cukup lumayan. Tapi disaat ia terpuruk, semuanya akan terasa berbeda. Sama halnya dengan belanja susu, ia mengganti susu anak-anaknya dengan susu kental manis. Dalam sehari mereka bisa menghabiskan susu kental manis ini hamper 8 gelas, karena murah dan tidak pernah membaca label pada susu kental manis. Anak teman saya akhirnya mengalami stunting, dimana untuk tinggi dan pertumbuhan anak seusia sangat memprihatinkan.

Yang lebih lucu, ada di suatu daerah dimana semua kebutuhan susu mereka selalu diberikan oleh Kemenkes, tapi ternyata susu bubuk milik anaknya dibawa oleh ayahnya melaut untuk campuran minum kopi atau teh selama berada di kapal. Lalu anaknya diberikan susu apa bu? "Anak-anak saya belikan susu kental manis." Jawab sang ibu sambil tersenyum.

Dari kisah beberapa teman saya mengenai bagaimana mereka mengonsumsi susu kental manis bisa dijadikan pelajaran untuk para ibu-ibu agar lebih berhati-hati dalam memberikan susu pengganti ASI. Bagaimana pun anak memiliki hak untuk diberikan gizi dan nutrisi yang baik dan tepat.

SKM untuk pemanis kopi (dok. Pribadi)
SKM untuk pemanis kopi (dok. Pribadi)
SKM dijadikan Caramel untuk Olesan Roti (dok.Wina Amir)
SKM dijadikan Caramel untuk Olesan Roti (dok.Wina Amir)
Ibu Cut Kemala Handayani juga menyampaikan untuk bijak dalam mengonsumsi susu kental manis:
  1. Boleh digunakan sebagai pencampur minuman seperti kopi, teh dan minuman dingin lainnya.
  2. Boleh digunakan untuk olesan roti sebagai sarapan namun tidak berlebihan takarannya.
  3. Boleh sebagai penambah rasa manis di makanan seperti martabak, roti bakar, pisang bakar dan lainnya.
  4. Orang tua juga harus dapat memahami bahaya susu kental manis untuk anak balita.
  5. Yang paling penting adalah selalu membaca label saat membeli produk susu.
  6. Tidak dapat menggantikan produk susu murni atau susu bubuk sebagai penambah atau pelengkap gizi.

Berdasarkan wawancara saya dengan ibu Eni Gustina Direktur Gizi Keluarga dan Anak Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa "Kami selalu melakukan edukasi ke daerah-daerah khususnya di Posyandu untuk selalu memberikan nutrisi yang baik bagi anak dan melarang memberikan susu kental manis bagi anak-anak balita."

Menurut beliau pada kenyataannya dilapangan masih banyak sekali didapati ibu yang memberikan anak-anaknya susu kental manis. Seperti yang dijumpai oleh Ibu Eni didaerah NTT bahwa disana tingkat pemberian ASI sangat tinggi tapi ketika anak sudah boleh diberikan MPASI dan anak 1 tahun diberikan susu kental manis sebagai minum susu harian mereka.

Edukasi seperti ini yang terus dilakukan oleh pihak Kementerian Kesehatan untuk mengurangi jumlah anak kekurangan gizi. Ibu Eni juga banyak berharap dengan banyaknya tulisan yang mengedukasi dapat memberikan pencerahan baru bagi masyrakat.

Sementara dari hasil diskusi dengan teman-teman blogger yang dihadiri oleh Direktur Gizi Keluarga Kementerian Kesehatan, BPOM, LSM ada beberapa hal yang menjadi catatan untuk Susu kental Manis yang disampaikan oleh ibu Eni Saeni S.I.KOM, M.I.KOM Dosen Ilmu Komunikasi di UPN Veteran Jakarta dalam pemaparannya menyebutkan bahwa:

  1. Tidak boleh menampilkan figur anak dengan usia dibawah 5 tahun.
  2. Tidak boleh menggunakan visualisasi bahwa produk Susu Kental dan analognya (kategori pangan 01.3) disetarakan dengan produk susu lain sebagai penambah atau pelengkap zat gizi. Produk susu lain, antara susu sapi/susu yang dipasteurisasi/susu yang disterilisasi/susu formula/susu pertumbuhan.
  3. Dilarang menggunakan visualisasi gambar susu cair dan atau susu dalam gelas serta disajikan dengan cara diseduh untuk dikonsumsi sebagai minuman.
  4. Tidak menayangkan iklan tersebut pada jam tayang acara anak-anak.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun