Kalium : 4%
Protein : 3 gram atau 6%
Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Memberikan Susu Kental Manis
Setiap ibu tentu berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya, mulai dari mendapatkan asupan gizi setiap hari. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan memastikan mereka mengonsumsi susu secara rutin. Tetapi pada prakteknya masih banyak terdapat masyarakat memilih untuk memberikan susu kental manis pada anaknya.
Banyak alasan yang menjadi dasar ibu memberikan susu kental manis kepada anak mereka, diantaranya:
- Harga Murah, tentu harga yang murah mempengaruhi masyarakat untuk membeli, apalagi itu bisa digunakan untuk memerikan asupan gizi pada anak mereka. Karena seperti yang kita ketahui harga susu kental manis lebih murah dibanding dengan susu bubuk.
- Iklan, sudah pasti disetiap rumah memiliki televisi, maraknya iklan juga sangat mempengaruhi daya beli masyarakat. Selain televisi, iklan-iklan serupa bisa ditemui di radio, internet dan media cetak.
- Faktor Ekonomi, pendapatan juga berpengaruh dalam daya beli masyarakat, khususnya di daerah yang memang lebih banyak mengonsumsi susu kental manis untuk memenuhi susu harian anak mereka.
- Edukasi, pemberian edukasi  ke berbagai daerah memang sedang digalakan demi mencegah stunting dan gizi buruk pada anak-anak. Salah satunya yang dilakukan diberbagai Posyandu.
Pengalaman Mengonsumsi Susu Kental Manis
Dari hasil ngobrol dengan beberapa teman yang mengisi pertanyaanku di instagram story, ternyata banyak faktor yang mempengaruhi mereka diberikan atau memberikan susu kental manis. Sebenarnya faktor yang paling banyak dijumpai adalah nilai ekonomis.
Sepertinya halnya Ludovira, waktu kecil dia diberikan susu kental manis oleh ibunya. Selain harganya murah juga lebih praktis. Tetapi dia tidak melakukan hal tersebut ke anaknya, karena Vira yakin pemberian susu kental manis ini tidak baik bagi balita.
Lain halnya denga Dellyana, mertuanya dari kecil hingga sekarang masih minum susu kental manis yang diyakininya sama seperti susu bubuk atau susu murni. Karena ini sudah menjadi kebiasaan, maka disaat Dellyana memberitahukan kalau hal ini salah sudah pasti mertuanya tidak mau mendengar.
Zata Ligouw, seorang lifestyle blogger juga berbagi mengenai pengalaman sepupunya yang dari bayi sudah minum susu kental manis. Saat ASI dirasa cukup sampai 6 bulan maka dilanjutkan olehnya memberikan susu kental manis. Tapi ternyata sepupu dari Zata Ligouw harus dilarikan ke rumah sakit karena terlalu mengkonsumsi gula berlebih.
Perubahan hidup dan faktor ekonomi juga dirasakan oleh teman saya lainnya, dulu ia masih bisa memberikan anak-anaknya susu bubuk dengan merek terkenal dan harga yang cukup lumayan. Tapi disaat ia terpuruk, semuanya akan terasa berbeda. Sama halnya dengan belanja susu, ia mengganti susu anak-anaknya dengan susu kental manis. Dalam sehari mereka bisa menghabiskan susu kental manis ini hamper 8 gelas, karena murah dan tidak pernah membaca label pada susu kental manis. Anak teman saya akhirnya mengalami stunting, dimana untuk tinggi dan pertumbuhan anak seusia sangat memprihatinkan.