Mohon tunggu...
royhul akbar
royhul akbar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN

Sejarah akan selalu mengingatmu dengan tulisan serta karyamu sebagai jalan penuntunnya.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ponorogo dan Reog yang Kaya...

18 Agustus 2016   22:09 Diperbarui: 18 Agustus 2016   22:23 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Capek kan baca berita politik yang gak berkesudahan atau tentang dwi kewarganegaraan baik pak menteri atau seorang gadis yang kebetulan menjadi anggota paskibraka yang baru ketahuan bahwa kewarganegaraannya non indonesia dan dia tidak berhak mengibarkan sang saka merah putih tapi akhirnya punya kesempatan untuk menurunkan beridera tersebut, semua berita tersebut pasti bikin kita mengumpat minimal dalam hati atau maksimal mengumpat di sosial media.

Mending baca berita tentang kemenangan ganda campuran badminton indonesia di olimpiade rio brazil yang bertepatan dengan menit menit terakhir hari kemerdekaan indonesia tercinta dan bisa memberikan kado sebuah tambahan medali emas, pasti setidaknya kita berucap syukur bahwa masih ada yang membanggakan di negeri ini (walaupun masihhh juga ada yang menghujat, capek dehhh).

Atau ada alternatif lain yaitu baca perjalanan sehari saya ke ponorogo yang dilaksanakan untuk melepas atau bahasa kerennya perpisahan dari seorang teman saya yang kebetulan sudah lulus studi magisternya dan hendak kembali ke gorontalo kemudian mengabdi sebagai seorang dosen di sana.

Baiklah cerita langsung saya awali dengan hari keberangkatan aja yaitu tanggal 5 agustus 2016, mobil yang di rental bareng tersebut di kendarai oleh salah satu teman saya dimana pada akhirnya 6 orang lain yang ikut dalam rombongan itu resmi hanya bertindak sebagai penumpang saja.... Hahahhaha

Berangkat jam 4 pagi, kami sempat berhenti di salah satu pom bensin yang saya lupa namanya tujuannya untuk solat subuh. Perjalanan dari malang menuju ponorogo di perkirakan akan memakan waktu 4 jam sehingga pada pukul 8 pagi kami sudah sarapan di salah satu warung pecel di ponorogo.

Ternyata perkiraan waktu tiba meleset dari waktu yang di rencanakan, kami baru sarapan pagi pukul 9 kemudian mampir mencari pom bensin yang ada di sekitar kota ponorogo (maaf bener lupa tempatnya) untuk bersih bersih diri (karena emang ga punya tujuan tinggal, semua di lakukan di mobil dan pom bensin, hehhehe).

Pukul 10 pagi perjalanan kali lanjutkan ke telaga ngebel di ponorogo, saya kagum pada pemandangannya karena saya nggak menyangka dapet udara sesejuk batu di ponorogo. Sebuah telaga yang klo kata saya enak untuk di kunjungi klo main ke ponorogo.

Di telaga itu agak berbeda dengan tempat wisata lain, karena harga yang ditawarkan disana menurut saya sangat sangat normal (tarif kopi susu aja bisa melonjak jauh klo di daerah wisata) sebagai gambaran saja untuk harga disana, kopi susu ditawarkan dengan hanya 3000 perak, gorengan seporsi 10 ribu dengan isi 15 buah. Sehingga saya simpulkan bahwa harga tersebut adalah sangat sangat normal.

Setelah solat jumat, perjalanan dilanjutkan menuju gang sate yang sangat terkenal di ponorogo. Seluruh gang tersebut menjual sate (luar biasa bung), tapi tetep, walaupun gang sate pasti ada penjual sate unggulan disana. Kami mampir ke kedai sate pak tukri sobikun yang memang menurut orang merupakan penjual sate yang paling diunggulkan di gang tersebut. Dengan harga 32 ribu per 10 tusuk dengan lontong jujur saya kewalahan dalam menghabiskan sate tersebut. Tetapi walaupun begitu, perjuangan berat saya untuk menghabiskan sate tersebut akhirnya berujung bahagia dengan habisnya porsi sate saya dan tambahan sate teman teman lain....wahahahha

Jujur gak nyesel klo dateng ke ponorogo dan menyempatkan diri di gang sate ini, pasti keinginan kamu makan sate langsung musnah dengan porsi porsi yang jumbo tersebut.

Perjalanan dilanjutkan ke gowa lowo pada sekitar pukul 2 siang, ternyata apa yang di beritakan di internet tentang bagus atau tidaknya suatu tempat itu sangat relatif, dan pengalaman pribadi menuju gowa lowo atau bahasa indonesianya adalah gowa kelelawar ini agak sedikit mengecewakan (pendapat pribadi loh) perjalanan yang di tempuh dengan mobil dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 20 minit ke site goa nya ternyata biasa biasa saja (pendapat pribadi lagi, maafkan) ga ada goa yang bisa di masuki ke dalam sejauh berapa puluh kaki, hanya goa karang yang semuanya kelihatan dari luat, tapi ga apa apa itung itung bakar kalori dari makan sate tadi.

Pukul 5 sore kami tiba di masjid agung dimana inilah puncak acara yang memamng kami nanti nantikan. Setelah bebersih di masjid tersebut dan melakukan solat ashar dan magrib, kami kemudian menuju ke alun alun ponorogo dengan berjalan kaki yang memang letaknya tepat di depan masjid agung (hahahhaha, kesannya jauh banget) setelah menunggu hampir 30 menit akhirnya antrian loket tiket di buka dan kami kemudian langsung menuju tempat duduk terdepan (walaupun tetep ga dapet juga, karena tempat duduk terdepan memang khusus undangan).

Dan perjalanan kami serasa terbayarkan ketika pada acara ultah kabupaten ponorogo ke 470 tersebut dan pada acara reyog mini yang di adakan setiap tahunnya itu kami mendapat suguhan tarian reyog yang benar benar mewah menurut saya atau agung, karena memang acara perlombaan tersebut benar benar diadakan untuk mencari bibit pereog baru yang bisa di andalkan di masa depannya.

Pemda setempat tampaknya juga benar benar menjadikan kebudayaan ini sebagai aset yang sangat berharga bagi daerah tersebut dan memang benar aset ini merupakan salah satu kebudayaan yang hebat, tari tarian yang keren yang aset daerah yang menunjukkan bahwa indonesia ini kaya.

Selesai menonton pertunjukan tersebut kami makan malam dan langsung pulang ke malang pada pukul 11 malam tanggal 5 tersebut. Benar benar hari yang panjang

Nah setelah membaca cerita di atas mudah mudahan ada teman teman yang juga tertarik untuk membuktikannya dan datang langsung ke ponorogo, tapi klo ada juga yang tetep mau membuly tulisan ini ya monggo....hehehhehe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun