Mohon tunggu...
royhul akbar
royhul akbar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN

Sejarah akan selalu mengingatmu dengan tulisan serta karyamu sebagai jalan penuntunnya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Fenomena Parkir, Pembiaran Premanisme

18 Agustus 2016   12:13 Diperbarui: 18 Agustus 2016   12:27 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak yang bilang bahwa salah satu orang sakti yang masih ada hingga saat ini dan masih sering di jumpai adalah "tukang parkir", dia bisa datang dan menghilang seperti angin, wush.. tanpa di undang dia datang dan wush. setelah meniup peluit dia menghilang.

Fenomena tukang parkir menurut saya adalah sebuah fenomena pembiaran premanisme pada beberapa daerah (karena ada daerah yang sangat anti terhadap tukang parkir liar, ambil contoh blitar dengan stiker parkir universalnya), dimana sekumpulan orang yang terorganisir dan biasanya mangkal di sekitar pusat pusat perbelanjaan lalu membuat sebuah tempat parkir "tandingan" yang biasanya bersebelahan dengan parkir resmi pusat perbelanjaan tersebut.

Hal ini mungkin terjadi karena beberapa hal, salah dua nya adalah tidak ada tindakan dari pamong praja setempat yang harusnya menjadi polisi daerah dan menangani hal tersebut (bukan cuma gusur PKL yang ngawur), dan yang kedua adalah mental para penikmat pusat perbelanjaan yang ogah antri dalam memasukkan kendaraan, biaya lebih murah, dan mungkin mental yang egois ( yang penting parkir gw tenang).

Pemerintah yang di wakili oleh polisi pamong praja setempat harusnya bisa mengatasi hal hal seperti ini, bukan malah melakukan pembiaran dan kemudian mengambil untung dengan memalak si tukang parkir ilegal tersebut (istilahnya preman di palak preman). karena jujur saja ketika dalam sehari saja pindah kendaraan dan perlu menghabiskan sampai 20 ribu rupiah maka bisa dianggap peran pemerintah daerah tidak ada sama sekali menurut saya.

Dan sebagai warga negara yang baik, saya cuma bisa menghimbau, yuk antri dong supaya kondisi perparkiran lebih tertib dan dengan sendirinya para "preman" terorganisir dalam hal parkir tersebut bisa tergerus sedikit demi sedikit.

Mudah-mudahan hal kecil seperti ini bisa menjadi kado buat negara indonesa yang sama sama kita cintai, kado sedikit ketertiban dalam hal perparkiran

MERDEKA!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun