Mohon tunggu...
Ainul Hidayah
Ainul Hidayah Mohon Tunggu... Lainnya - . .

Berbaris rapi lah bersama diksi, niscaya engkau abadi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dear Ibu, Nilai Mata Pelajaran adalah Hanya Angka

9 Maret 2022   19:56 Diperbarui: 9 Maret 2022   19:58 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dear ibu, Nilai Mata Pelajaranku dalah hanya barisan angka" mungkin itu adalah ungkapan hati yang tepat bagi sebagian anak kepada orang tuanya.

"Semua orang itu  jenius, tetapi jika Anda menilai seekor ikan dengan kemampuannya memanjat pohon, ia akan  menjalani hidupnya dengan percaya bahwa itu bodoh" --Albert Einstein.

Setiap orang tua sejatinya ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter kuat, percaya dari dan tentunya mempunyai masa depan yang cerah. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang tua mempunyai cara pandang dan juga pola asuh yang berbeda kepada anak-anaknya.

Terlepas dari itu tanpa disadari seringkali para orang tua dalam mendidik anak juga melakukan kesalahan yang justru akan merusak mindset atau pola pikir pada anaknya.

Tipe orang tua yang justru akan mendatangkan dampak negative bagi kesehatan mental anak kedepannya adalah orang tua yang mempunyai ekspektasi terlalu tinggi. Misalanya juga orang tua terlalau menuntut anak untuk selalu mendapatkan nilai terbaik ataupun mendapatkan predikat kelas. 

Memang tidak ada salahnya bagi para orang tua yang notabennya "Sudah makan asam garam terlebih dulu" untuk  berekspektasi tinggi terhadap anaknya. 

Sebenarnya orang tua berpikir sedemikian rupa juga karena mereka menanmkan mindset bahwa "anakku harus lebih dari aku" dalam hal pemenuhan pendidikan karakter, finansial ataupun kebutuhan akan pendidikan masa depan anak. 

Ekspektasi tinggi orang tua yang tidak selaras dengan pemberian motivasi pada anak justru bisa membuat anak kehilangan semangat (demotivasi) karena mereka menganggap orang tua tidak memahami apa yang mereka mau, hanya ambisius dan tidak menganggap dan memberikan "achievement" atas jerih payah mereka. Apa sih resiko yang ditimbulkan jika orang tua terlalu ambisius kepada anaknya?

1). Anak cenderung merasa tertekan.

Mengutip dari keterangan seorang psikolog anak, saat orang tua terlalu terobsesi dan ambisi bahwa sang anak menjadi terkenal, bisa saja buah hati merasa tertekan dengan tuntutan dari orang tua tersebut. Hal itu menyebabkan anak sulit untuk berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun