Aku seorang pelaut.
Namun tak sekalipun kuizinkan rinduku ikut.
Bukan khawatir rinduku akan mabuk laut.
Namun agar rinduku tak pernah hanyut.
Meski didera pasang surut.
Aku menjelma menjadi bait - bait senyap.
Berjejal mengais rindu yang terus mengerjap.
Aku berjanji , tak akan menangisi mu lagi.
Aku berjanji , malam nanti jika diksiku sudah terlelap.
Akan kutemui sisa bayanganmu yang hampir lenyap.
Tentang rongga hatimu yang tak mampu ku tebas.
Barangkali terhalang batu cadas.
Atau pula terhalang luasnya Sungai Brantas.
Kini , hari ini , kutulis sajak merdu.
Tentangmu.
Dayita ku.
Suatu waktu jika luka ku teramat mendera.
Lalu aku pergi ke dermaga.
Mendayung perahu ke arah Tenggara.
Pergi mengembara , entah kemana.
Semoga pada muara.
Catatan :
*) Batu cadas      :  Lapisan tanah yang keras ; batu yang terjadi dari padatan pasir / tanah.
*) Sungai Brantas : Â Sungai Brantas adalah sebuah sungai di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Sungai ini merupakan sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo.
*) Dayita         :  Berasal dari bahasa sansekerta yang bermakna kekasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H