Mohon tunggu...
Aku 44
Aku 44 Mohon Tunggu... Dosen - Nur Qomariah

Stay Positive

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

UKT Mahal, Mahasiswa Meradang

27 Mei 2024   11:12 Diperbarui: 27 Mei 2024   11:26 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Respon mahasiswa dan orang tua terhadap kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) kuliah telah menjadi subjek perhatian yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir. Kenaikan biaya kuliah yang drastis telah menimbulkan berbagai reaksi dan pertanyaan mengenai keberlanjutan akses pendidikan tinggi bagi semua kalangan.

Respon Mahasiswa

Mahasiswa telah mengekspresikan kekhawatiran dan kecemasan terhadap kenaikan UKT. Mereka khawatir bahwa biaya kuliah yang meningkat drastis akan menjadi penghalang bagi mereka untuk melanjutkan studi mereka. Beberapa mahasiswa telah mengungkapkan bahwa mereka harus mencari pekerjaan paruh waktu untuk membantu membiayai kuliah mereka, yang dapat mengganggu fokus belajar dan kesehatan mental mereka.

Respon Orang Tua

Orang tua juga telah mengekspresikan kekhawatiran terhadap kenaikan UKT. Mereka khawatir bahwa biaya kuliah yang meningkat akan menjadi beban tambahan bagi mereka dan anak-anak mereka. Beberapa orang tua telah mengungkapkan bahwa mereka harus mengurangi pengeluaran lain untuk membantu membiayai kuliah anak mereka, yang dapat berdampak pada kualitas hidup mereka.

Kritik dan Solusi

Kenaikan UKT telah menimbulkan kritik dan perlu adanya  solusi dari berbagai pihak. Beberapa tokoh telah mengkritik kebijakan kenaikan UKT, termasuk para dewan perwakilan rakyat yang menanyakan juga mendesak terhadap mentri pendidkan dan kebudayaan nadiem makariem prihal UKT dan alasannya menaikkan biaya ukt tersebut. Dan para jajaran dewan juga berencana untuk menghentikan kenaikan UKT yang tidak rasional tersebut. Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto, juga telah mengatakan bahwa UKT harus ditekan seminimal mungkin atau bisa saja gratis agar supaya peluang untuk setiap generasi bangsa memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidkannya ke jenjang yang elbih tinggi dengan tujuan indonesia bisa mencapai visi misi GENERASI EMAS di tahun 2035 mendatang.

Solusi yang diusulkan termasuk mencari berbagai jenis beasiswa dan bantuan finansial, serta mencari pekerjaan paruh waktu. Pemerintah juga telah diharapkan untuk mempertimbangkan mendanai perguruan tinggi untuk mengurangi beban keuangan yang ditanggung mahasiswa dan orang tua.

Kesimpulan

Kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) kuliah telah menimbulkan berbagai reaksi dan pertanyaan mengenai keberlanjutan akses pendidikan tinggi bagi semua kalangan. Mahasiswa dan orang tua telah mengekspresikan kekhawatiran terhadap kenaikan biaya kuliah yang meningkat, dan beberapa tokoh telah mengkritik kebijakan kenaikan UKT. Solusi yang diusulkan termasuk mencari berbagai jenis beasiswa dan bantuan finansial, serta mencari pekerjaan paruh waktu. Pemerintah juga telah diharapkan untuk mempertimbangkan mendanai perguruan tinggi untuk mengurangi beban keuangan yang ditanggung mahasiswa dan orang tua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun