Pulau Nias, selain memiliki alam yang indah juga memiliki sejarah yang membuat wisatawan dalam dan luar negeri tertarik untuk mengunjunginya. Salah satu wisata sejarah yang terkenal adalah wisata hombo batu atau lompat batu setinggi 2.1 meter. Luar biasah... yah pemirsa tingginya.
Tradisi Lompat Batu ini sudah dilakukan sejak dahulu kala. Menurut sejarahnya, Tradisi Lompat Batu ini muncul karena kebiasaan masyarakat saat perang suku yang pernah terjadi di Nias. Konon pada saat itu, setiap kampung yang berperang mempunyai bentengnya masing-masing untuk menjaga wilayah mereka. Sehingga untuk menyerang, dibutuhkan kekuatan khusus untuk melompati benteng tersebut. Mereka kemudian membuat tumpukan batu yang digunakan untuk melatih fisik mereka, terutama ketangkasan dalam melompat.
Penasaran ingin tau lebih jauh saya ngobrol dengan beberapa warga, menurut warga disana, para pelompat batu yang ada disana ada 16 orang. Selain itu masih ada generasi penerus yang saat ini masih berlatih. Kerren... generasi penerusnya masih ada dan  semangat untuk melestarikannya.
Kebetulan juga saya ngobrol dengan salah satu generasi penerus sang legenda pelompat batu itu, kebetulan anak ini baru sekolah SMP. Namun diketahui sudah bisa melompat mencapai ketinggian 1,5 meter. Wow.. amazing , Ketika saya tanya "bagaimana cara berlatih agar bisa mencapai ketinggian itu..?", Anak tersebut menjawab "saya mencoba berlatih keras dan bertahap pak, memang membutuhkan waktu yang panjang, mulai dari melompati bambu setengah meter sampai sekarang bisa mencapai 1,5 meter, dan saya berlatih setiap pulang sekolah" . Menurutku ini suatu perjuangan yang luar biasa, pengorbanan waktu dan tenaga untuk pendidikan, juga pengorbanan untuk melestarikan nilai sejarah dan budayanya..
Pelajaran yang dipetik :
Belajar mencoba itu lebih baik, dibandingkan dengan sama sekali tidak pernah mencoba. Jika gagal seusai mencoba maka wajar dà n kita akan mendapat pelajaran berharga untuk mengukir prestasi yang lebih baik. Namun jika sama sekali tidak pernah mencoba, maka kita tidak akan pernah mendapat pelajaran apapun untuk hidup yang lebih baik..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H