Mohon tunggu...
Diktator Perubahan
Diktator Perubahan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

berdiri dan berdiri berhrap semuanya bisa berlari tanpa takut,berharap kritis dan di kritik,semua untuk aku dan kamu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kapan harapan akan nyata?

4 Maret 2011   15:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:04 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semangat……teriak temanku,satu komando satu barisan teriak korlap di sebuah aksi demo menentang presiden Soeharto mundur.barisan massa pun mengikuti semua aba-aba sang korlap.didepan barisan demonstran berjejer robot-robot yag siap memukul dan menedang jika ada instruksi dari atasan.

“Negeri ini sudah di hantui dan dikuasai para koruptor”teriak sang orator ber api-api.”turunkan SOEHARTO”lanjutnya.berhari-hari demonstran bergelut dengan panas dan kokohnya pagar betis polisi.dari berbagai organisasi mahasiswa datang dan membentuk aliansi di lapangan menjadi satu tumpah ruah menduduki gedung DPR berhari,hanya untuk mengejar satu harapan yaitu reformasi.orde baru telah membungkam kritisisme kita dalam bingkai kediktatoran sang penguasa selama 32 tahun.akhirnya soeharto pun tumbang oleh gerakan massa reformasi 1998 yang telah bayak menewaskan dan penculikan aktivis yang kontra terhadap pemerintahan pada waktu itu.harapanpun menjadi nyata walaupun hari ini bungkusannya berbeda,kebebasan dimana-mana tapi tetap terhegemoni,demonstrasi menjadi lebih terbuka tapi tetap dalam bungkus protap dan lemahnya konsolidasi gerakan mahasiswa yang tak bertaji.korupsi masih dimana-mana bisa di bilang lebih parah dari masa lalu,ai mulai dari tingkat RT sampai DPR hamper seluruhnya banyak koruptor yang masuk bui.Ironis memang apa yang dulu di perjuangka mahasiswa sebagai representasi masyarakat untuk memperjuangkan demokrasi tidak berjalan sebagaimana mestinya demokrasi hanya sebatas dalam bingkai kertas yang tak membumi,kebebasan masih dibungkam dengan bungkus yang rapi.harapan rakyat untuk mendapatkan apa yang mereka perjuangkan yaitu kesejahteraan masih hanya sebatas wacana saja,para wakil rakyat dan pemimpin kita hari ini masih sibuk mengamankan kekuasannya denga membentuk koalisi yang solid,sementara kesejahteraan masih menjadi target minimal bukan maksimal karena masih hanya sebatas wacana,entah sampai kapan akan terwujud,tak tahu,,,mungkin rakyat menunggu jenuh dan sadar sampai Gelombang timur tengah menghampiri.rakyat mungkin hari ini masih menaruh harap yang luar biasa kepada pemerintah.tapi sampai kapan??????wajar bila negeri ini menjadi rangking terbelakang dalam segala hal,PSSI bukan bicara bagaimana memajukan sepakbola,DPR bukan bicara bagaimana rakyat sejahtera,Presiden masih sibuk memikirkan siapa yang akan keluar dari koalisi.memang lucu negeri ini……semuanya terbelakang…..tapi kuyakin Tuhan masih belum marah karena kita semua diam meliahat kebobrokan ini.masih banyak jiwa revolusioner di negeri ini yang masih menyimpan bara yang akan menjadi untuk membakar semua,yakinnnn

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun