Mohon tunggu...
assa sutriawan
assa sutriawan Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

aku seorang pekerja di instansi pemerintah,dan sangat menyukai segala jenis bacaan dari berbagai disiplin ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Setangkai Mawar Merah

1 Maret 2015   07:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:20 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_400291" align="aligncenter" width="350" caption="Shutterstock/Admin"][/caption]

Mey Popo
Seorang wanita setengah tua
Menggenggam erat setangkai mawar merah
Di sebuah bangku tua
Setua dirinya

Masih terbayang dalam ingatannya
Saat A Siu mengucap sepatah kata
Di bawah ciu lan yang baru saja berbunga mekar

Ya, tujuh belas tahun yang lalu
Sebelum A Siu memutuskan untuk merantau ke jakarta
Dalam genggaman eratnya
Ia katakan ia sangat mencintainya
Dan ia berjanji
Akan menikahinya
Sebelum Imlek di tahun depan

Namun
Kecelakaan yang terjadi di kawasan Cisarua itu
Telah mengakhiri semuanya
A Siu pergi dan takkan pernah akan kembali lagi

Namun Mey Hwa
Yang kini telah beranjak tua
Masih mengingat semuanya
Dan ia memutuskan tuk tetap setia
Meski A Siu telah terkubur di tengah Santiong itu

Dan ia tetap menggenggam erat setangkai mawar merah
Sisa dari yang ia taburkan siang tadi
Seperti hari hari sebelumnya

r,A.S.280215

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun