Aji kembali merangkul Lentera agar istrinya dapat berpikir tenang. Suaminya kembali mengelus bahu belakang.
Dengan menatap Aji sang suami, Lentera menjawab dengan yakin.Â
"Tujuan kami menikah semua karena Allah, saya jatuh cinta pada suami saya pun karena Allah. Apapun nanti, jika dikemudian hari Aji_"
Kalimat Lentera terjeda.
Bayangan wajah seseorang dari masa lalunya kembali muncul dalam ingatan. Lentera mengingat kembali ketika seseorang itu datang ke rumah.Â
"Bara." Lentera tidak habis pikir Bara akan berkunjung ke mari. Sedang, ia tahu kini statusnya menjadi seorang istri.
Bara tak peduli.
Lentera tidak menyuruhnya masuk. Bara hanya berada di halaman rumahnya. Di samping pohon Cemara yang tumbuh menutupi setengah badan mereka. Duduk di kursi besi yang paten. Lentera sangat takut Aji akan bangun dari tidur siangnya, mengetahui Bara yang berani menyibak daun rambutnya menutupi sebagian wajah Lentera.
"Jangan begini, Bar!"Â
Lentera bergeser dari tempat duduknya.
"Ra, di rambutmu masih ada kutunya. Sini, jangan salah paham dulu. Rambut bagus-bagus masih aja memelihara kutu."