Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Terkadang Kita Lupa Bercermin Diri

18 Februari 2023   07:03 Diperbarui: 18 Februari 2023   07:05 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Terkadang kita tak menyadari dengan ujian hidup ini. Mengapa sering ditimpa kesusahan? Kita lupa bercermin diri. 

Tuhan tidak asal memberikan ujian hidup pada makhluk-Nya. Bisa saja kita sering melalaikan kewajiban. Atau bisa jadi, tanpa disadari, ucapan kita sering menyakiti orang lain.

Melempar tanggung jawab kita ke orang lain, kabur dari masalah. Seolah-olah keadaan baik-baik saja. Namun, sebenarnya masalah tengah membuntuti seumur hidup. 


"Hidup itu seperti menebar benih. Menebar benih kebaikan, kita akan ditimpa kebaikan. Menebar benih keburukan pun akan berbalik ke diri sendiri."

Karma berlaku, Tuan. Seperti contoh yang terjadi di sekitar saya. Bagaimana jadinya, jika seorang pelaku kabur setelah menyerempet sepeda motor orang lain. Dan, ternyata itu adalah tetangganya sendiri. 

Siapa yang akan tertimpa malu? Jika masalah itu berlarut-larut menjadi omongan para tetangga. Itu akan menjadi Aib Keluarga.

Mungkin, jika pelaku itu adalah anak sekolah. Korban bisa dimaklumi. Namun masalahnya, Tuan sudah berumur. Tentu tahu tata tertib dalam lalu lintas. 


Tua bukan berarti telah mendewasa. Tua bukan berarti selalu benar dalam perilakunya. Buang jauh-jauh kata gengsi untuk meminta maaf. Bercermin diri sebentar saja, agar lebih tahu kekurangan diri sendiri. 

Bagaimana pun semua masalah bisa dibicarakan secara kekeluargaan?

Bayangan jika itu terjadi pada anakmu, istrimu yang tengah hamil tua keserempet motor dan pelakunya kabur. Bayangan saja dulu, bagaimana perasaan, Tuan? Marah atau tak peduli.

Jika peduli pada sesama, tentu satu hal yang akan dilakukan pertama kali. Menanyakan keadaan korban. Bukan, membela diri. Menyalahkan ia naik motor lupa reating saat menyeberang di jalur cepat. Jangan begitu! Semua salah! Tuan, juga lupa membunyikan klakson. 

Jadi, berikan rasa simpatik pada orang lain. Ingat, Tuan. Karma pasti berlaku. 

Bukankah Tuan juga pernah mengalaminya? Mendapatkan karma, membuat Tuan kehilangan kaki. Kenapa Tuan masih saja mengulangi kesalahan yang sama? Kapan Tuan akan sadar diri? Bercermin sebentar saja, apa kesalahan Tuan selama ini? Meminta ampunan pada Allah Subhanawataala. Dan, mulai menata hidup sebaik mungkin.

Kita tidak pernah tahu, kapan kita akan mati? Jangan sampai kita mati membawa rasa penyesalan! Belum sempat berbenah diri. 

Yuk, mulai dari sekarang. Mulailah bercermin diri, agar hidup lebih mudah dijalani. 

***

Pemalang, 18 Februari 2023

#ArtikelAksaraSulastri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun