Hallo, Bunda Cantik yang kreatif pembaca setia Kompasiana. Kali ini Aksara mau berbagi Manfaat dan Cara Agar Anak Tertarik dengan Dongeng?Â
Penasaran, Bunda? Yuk, baca sampai akhir.Â
Sebelumnya, Aksara mau kasih tahu nih. Ini adalah hasil dari menyimak Seminar Ten yang diselenggarakan di Grup WaG. Dengan tema Tips membiasakan dongeng sejak dini bersama Dian Hariani (Pematerinya). Agar ilmu yang Aksara dapatkan tidak terbuang sia-sia begitu saja. Aksara mau berbagi untuk Kompasianer.
Memperkenalkan buku dengan cara mendongeng untuk anak diawali dari usia sedini mungkin.Â
"Mendongeng adalah salah satu cara untuk menyampaikan cerita kepada buah hati kita, baik melalui gambar, foto, kata-kata, maupun suara." Tutur Bunda Dian Hariani.
Sedangkan dari hasil pemikiran Saya, "Mendongeng merupakan cara menghibur anak lewat buku bacaan dengan gerak mimik muka lucu, agar anak memahami apa yang disampaikan ibu, kemudian menirukannya sewaktu-waktu."
Mendongeng tidak hanya mempererat bonding, manfaat dongeng bersama anak juga dapat meningkatkan daya imajinasi, serta membantu proses tumbuh kembang anak lewat stimulasi
"Lebih dari apapun, kamu bisa menghubungkan kegiatan mendongeng untuk mempererat ikatan emosi yang hangat dan menyenangkan," tutur Peter Gorski, M.D, dari American Academy of Pediatrics (APP).
Bagaimana Bunda sudah tahu 'kan manfaatnya? Nah, sekarang kita bahas kembali. Bagaimana cara agar anak tertarik mendengarkan dongeng?
Uhuukk, nggak perlu nunggu lama-lama. Cekidot Aksara kasih tahu sekarang, ya.
Pertama-tama, kita bahas dulu. Kapan waktu yang tepat untuk mendongeng? Tentunya, sebelum tidur ya, Bunda. Tujuannya, agar anak lebih fokus dengan Bunda.
Kedua, Mendongeng agar lebih menarik perhatian anak dengan menggunakan properti, misalnya dengan boneka, mobil-mobilan, mainan apapun yang ada. Atau hanya gambar di dalam Buku juga tak masalah.
Ketiga, Mendongeng dengan cara gestur tubuh, suara-suara yang menarik dan berbeda antara satu tokoh dengan tokoh lain, dengan menambahkan ekspresi atau mimik wajah yang lucu. Â
Dengan begitu anak-anak akan tertarik mendengar, tertawa dan belajar bersama tanpa terasa anak sudah tertidur pulas. Jika bingung mencari referensi, Bunda bisa cari di youtube. Insyaallah bisa membantu.Â
Sedikit tambahan cerita dari Aksara, Bunda kreatif pembaca setia Kompasiana. Saya juga memiliki satu anak yang kini berusia 16 Bulan. Saya memperkenalkan Buku cerita anak dari usia anak saya 7 Bulan.Â
Awal mengenalkan buku, dia hanya menyimak lalu karena keseringan dibacakan dongeng bukan hanya tidak menatap, sekarang suka merebut bukunya juga menyobek. Saya sampai harus menambal buku yang sobek berkali-kali.
Kalau hal itu terjadi pada Bunda biarkan saja, karena menurut Bunda Dian ketika mereka menyobek kertas, itu pun bagian dari melatih jari-jemari lebih luwes dan terampil memegang benda. Solusinya, sediakan kertas yang tidak terpakai, biarkan merobek sesukanya. Semakin kecil sobekan kertas, semakin terampil dan lebih sempurna dia memegang benda.
Intinya, tidak perlu memaksa anak untuk fokus, sebenarnya mereka sedang merekam dengan riang gembira apa yang kita bacakan.
Kini, anak saya sangat tanggap sekali loh, Bunda. Dia sudah bisa menunjuk-nunjuk lewat jarinya di buku gambar cerita. Setiap kali ada gambar anak kecil, dia akan menyebutkan nama teman-temannya. Anak saya jadi banyak bicara dan suka bertanya.
Aksara, sangat berharap tulisan ini bisa membantu Bunda Cantik terlebih untuk anak Bunda yang terlambat bicara. Hal ini untuk membantu merangsang anak berbicara cepat.Â
Yuk, mulai sekarang sempatkan waktu untuk mendongeng sebelum tidur.Â
***
Pemalang, 16 Februari 2023
#HasilMenyimakSeminarTEN
#UlasandariAksaraSulastri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H