Jono hampir jantungan, teriakan Lia menusuk telinganya. Fajar biasa saja karena sudah terbiasa dengan omelan sang istri hampir setiap hari.
"Ya, Mah. Duluan ya, Jon. Bini gua udah nggak sabaran noh."
Fajar berjalan mendekati Lia. Lia semakin menggerutu.
"Papah, Mama udah lama nungguin di sana, eh tahunya papah malah asyik ngobrol di sini. Dasar papah ini! Sukanya bikin Mamah kesal!"
Jeda
Mereka istirahat dulu di kursi besi. Menunggu Lia reda marahnya. Barulah Fajar mengajak bicara.
"Mamah, mau pulang?"
"Papah, ganti dulu ya."
"Gara-gara papah, mama belum sempat ganti baju. Lihat, Pah. Sampai kering ini baju mamah! Untungnya baju Dede mama letakkan di atas loker. Coba kalau di dalam, Dede bisa kedinginan, Pah. Nungguin papah yang lamanya minta ampun," lanjut Lia masih saja mengomel.
"Iya, iya maaf papah salah."
"Cepat, mana kunci lokernya, Pah?"