Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ucapan Lebaran Dengan Logat Bahasa Pemalang

5 Mei 2022   06:01 Diperbarui: 5 Mei 2022   06:11 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Diolah dari aplikasi Canva

Setiap Lebaran di rumah ibu saya menjadi tempat berkumpulnya keluarga besar. Akan selalu ramai, dengan suasana haru dan bahagia.

Momen Lebaran Idul Fitri, saya datang lebih awal ke tempat ibu. Menginap sehari di sana bersama suami dan anak pertama satu-satunya.

Datang setelah shalat Id dan membawa rantam ketupat dan opor ayam. Sebelum pergi terlebih dulu silaturahmi dengan suami dan bapak mertua dengan kalimat ucapan Lebaran bahasa Asli Pemalang. 

"Pak, nyuwun pangapuro, minal aidzin wal faidzin." ucap Saya dengan menjabat tangan kepada suami. Yang artinya Pak minta maaf sebesar-besarnya, minal aidzin walfaidzin.

"Mbah Sis, nyuwun pangapuro. Minal Aidin wal faizin." Begitupun dengan Bapak mertua, Kakek dari anak saya yang sudah terbiasa dipanggil Mbah. Tujuannya agar nanti anak saya juga ikut-ikutan memanggil Mbah.

Lalu mereka akan menjawab seperti ini, "Yo podho-podho. Minal Aidin Wal Faizin." Yang berarti iya sama-sama. Minal Aidin Wal Faizin.

Orang Pemalang memiliki logat bahasa berbeda sesuai Desa. Jika di Desa Banjardawa di rumah mertua lebih condong Jawa Alus dengan huruf O setiap katanya. Namun, di rumah saya di Kotanya justru sering menggunakan Jawa Ngoko dengan huruf A.

Seperti ucapan lebaran idul Fitri, di Banjardawa "Nyuwun Pangapuro" di Kota Pemalangnya menjadi "Njaluk ngapurane."

Jawaban yang dijabat tangan, di Banjardawa "Yo, podho-podho." Di Kotanya justru, "Ya, padha-padha."

Silaturahmi Keluarga akan menjadi ramai saat mereka sedang berbincang-bincang. Selalu saja ada perbedaan bahasa meskipun artinya sama. Entahlah saya sendiri masih bingung itu termasuk bahasa berbeda atau logat bicaranya yang berbeda. Namun, terdengar sangat menarik dan menghibur.

Selalu pecah dengan canda tawa mereka, dan disertai kalimat akhir. "Ye, rah." atau jawaban "Yo, Yo."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun