Mudik harusnya pulang kampung, ini justru liburan ke Luar Kota. Ibu mertua disuruh anak ketiganya untuk Lebaran di Kota Serang, Banten.Â
Sebelum keberangkatan ada saja drama mudik yang menyelingi. Mulai dari persiapan sehari sebelum keberangkatan.Â
Kami bertiga, Saya mertua dan anakku membeli oleh-oleh ke pasar Banjardawa Pemalang. Rencana besok sorenya akan berangkat bersama kedua anaknya, yang nomer lima dan enam. Keluarga Suami enam bersaudara. Anak pertama dan ketiga tinggal di perantauan dan sudah berkeluarga di sana.
Hari Rabu tanggal 27 April, rencana yang tadinya akan berangkat pukul 16.00 harus tertunda karena alasan berbuka puasa terlebih dahulu di rumah. Padahal rencana awal akan buka di Terminal saja atau di dalam bus.
Pukul 17.00, Suami dengan adiknya ke Terminal akan memesan tiket bus. Setelah di sana rupanya bus tidak ada yang terparkir. Katanya langsung jalan tidak menunggu penumpang. Beruntung ada satu bus yang sedang dicuci akan berangkat sehabis magrib sesuai tujuan yang dikehendaki, Daerah Banten.
Sehabis magrib, usai salat dan berbuka puasa suami memesan Aplikasi Grap mobil. Saya mengantar ibu mertua dan adik ipar ke jalan pertigaan dekat rumah. Menunggu mobil Grab datang.
Nah, pas grab mobilnya datang ponsel suami kehabisan kuota internet. Karena itu agar tahu sampai mana mobil tersebut menuju akhirnya berbagi hostpot dengan ponsel saya. Suami pun masuk ke dalam rumah. Tepat mobil grap tiba itu mobil malah ngeloyor ke depan.Â
Awalnya, penasaran itu bener mobil grap-nya bukan? Suami lama banget ngambil ponselnya. Eh, tahu-tahu itu mobil mau putar arah. Tapi, salah atret. Mobil grab-nya kesulitan belok karena terperosok roda depannya. Maju mundur tak bisa jalan. Melihat itu Ibu mertua dengan Bapak mertua adu cekcok.Â
"Pak, kenapa mobilnya nggak diberhentikan? Jadi, gini kan. Pakai acara nunggu. Ini gimana kalau telat ke terminal terus kehabisan tiket bus, dan sebagainya_" kata Ibu mertua dengan nada emosi.
Di situ saya cuma ngelus dada, antara pengen misahin tapi takut salah ngomong kan berabe.
Suami datang segera membantu itu mobil supaya bisa putar balik. Sampai menghabiskan waktu dua puluh menit. Alhamdulillah, bisa melewatinya. Keluarga suami bisa jalan ke Terminal dengan Bus sedangkan suami menyusul dengan motor dibelakang.
Saya pun pulang sambil menggendong anak. Saya cuma bisa berdoa semoga perjalanan mudik lebaran ibu mertua ke sana lancar sampai ke tujuan. Amin ya Robal alamin.
Oh, ya. Ada drama mudik sedikit tambahan lagi. Kata suami setelah sampai di rumah bercerita kepada saya. Katanya bus yang tadi sore terparkir di Terminal sehabis dicuci langsung jalan mengejar waktu.Â
Beruntung ada bus lain ke arah Jakarta yang datang. Bus Sinar Jaya. Huh, untung tidak kehabisan bus. Kalau kehabisan alamat deh Suami bakal diomelin dan disalahin gini.
"Coba kalau sore tadi ke terminalnya kan bisa dapat bus."
Syukur deh ada jalan keluarnya.
***
Pemalang, 28 April 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H