Nana mengucapkan huruf 0 dengan mulut membulat, dia kembali lagi ke dalam kamarnya.
Tak lama setelahnya, jam dinding mulai jatuh tepat di pukul 03.30 pagi. Umi Kulsum bersiap-siap menyiapkan sahur. Kembali membangunkan Nana dan Najwa.
Mereka menyantap sahur dengan sayur sop, tempe goreng telur ceplok. juga tersedia buah pisang kesukaan Nana....
Umi Kulsum bersama kedua anaknya salat subuh di Masjid Al-Amin yang jaraknya cukup dekat dengan rumahnya.
Para jemaah yang hadir belum tampak ramai, Umi Kulsum menyuruh Nana mengambilkan kotak amal yang berada di pojok dinding, tepat di sebelah sajadah Nana.Â
Lalu Umi Kulsum menggulung lembaran kertas biru dimasukkan ke dalam lubang. Nana memperhatikan.
"Umi mengapa masukin uang ke situ? Memangnya uang itu untuk apa, Umi."
Umi Kulsum tersenyum sebelum menjawab.
"Ini namanya sedekah sayang, sama seperti kita memberi dan berbagi. Sedekah itu juga termasuk amalan baik. Sedekah juga bukan hanya di Masjid saja. Kita juga bisa bersedekah dengan orang yang membutuhkan."
"Oh, seperti memberi pada pengamen yang kemarin mampir ke rumah kita, ya. Mi."
"Huum."