"Perbanyak menemui Tuhan, jauhi larangannya. Dan, tinggalkan pekerjaan yang membuat lupa akan perintahnya." Dino menasihati.Â
Aku tersenyum membaca pesan singkat itu. Kami ketemuan suatu ketika dan aku ditemani oleh kawan kecil yang rumahnya bersebrangan.
Dino datang bersama emas Fajar. emas Fajar yang masih lajang membuat aku ingin mengenalnya lebih dalam.
Dia pria yang sopan, saat bertemu enggan berjabat tangan. Mendatangi rumah ibuku, mengobrol sampai dua jam perkenalan. Hingga malam itu aku pun berdoa, ingin dipertemukan kepada lelaki yang bisa membuatku lebih dekat kepada Yang Esa.
Terkabul-- duniaku berwarna adanya emas Fajar. dia sering mengingatkan aku salat tepat waktu. Aku keluar dari pekerjaan itu. Simpan pinjam dengan bunga tanpa batas. Termasuk riba. Sedangkan Rosul dan para sahabatnya memerangi riba.Â
Aku tertegun-- termenung lama. Selama ini aku bekerja di kantor simpan pinjam. Gajiku besar, aku sering meninggalkan salat bahkan memaksa orang untuk bekerja sama denganku. Berhutang.
"Belum ada yang berani mengomentari pekerjaanku selain kamu, Mas_" Suaraku tercekat dan melanjutkan ucapan dalam hati.
Hari ini kutemukan cinta lewat kalimat yang menyejukkan hati.Â
Ilmu agamaku tidak seberapa. Meskipun sering bolong dalam beribadah, aku mencoba menjadi perempuan baik dan berkata jujur.Â
Mas Fajar memberikan teguran, yang lembut.Â
"Belum terlambat untuk memperbaiki semuanya, maukah melengkapi jalanku menuju Jannah."