"silakan Pak," kata OB.
Box makanan sesuai dengan lidah Dio, meski begitu dia tidak berselera membiarkan makanannya tersisa banyak.
Lima belas menit OB itu masuk ke dalam ruangan, membereskan meja. Cangkir kopi yang tandas, piring makanannya masih tersisa nasi dan ayam sambal balado, tempe tahu goreng.Â
Sang OB menghambur keluar, tersenyum ramah kepada Dio.
Hari berikut, tak ada yang spesial di dalam pekerjaan. Semua yang ada di sini sibuk dengan aktivitas seharian.
Orang kantoran memang begitu, mengandalkan OB membantu tugas mereka di luar jam kerja.
Dio mengawali harinya tak jauh beda hanya menatap layar laptop, mengetik balasan email yang masuk. Sang OB masuk membawakan segelas kopi hangat. Tanpa dia minta, makan siang sudah diletakkan di atas meja.Â
"Jika makannya sudah selesai. Biar saya beresi sekarang," ujar OB berdiri dengan kedua tangan sejajar.
"Oh, iya. Beresi semuanya saja Pak."
Sang OB dengan senyum tersungging terus memperhatikan makanan sisa di piring. Berlalu menuju belakang.
Dio menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi, merilekskan pikiran. Saat dia hendak beranjak tak sengaja sepatunya menginjak sendok. Dio pungut lalu bergegas ke arah ruangan OB dan mencarinya.