Idham meneguk sebotol minuman dingin lalu menghela napas panjang.
"Pokoknya nanti malam kamu anterin aku ke sana." Laki-laki itu bersikeras. Keputusannya sudah bulat. Wahyu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Dia hanya perlu bungkam. Mega tak mungkin tahu. Sebagai sahabat yang setia dalam suka dan duka. Wahyu terpaksa mengiyakan kemauannya.
Dengan sepeda motor mereka menemui Adfa. Wahyu menunjukkan lokasi tujuan. Di gang mekar Wahyu menunggu di sana. Idham segera memberitahu gadis itu untuk keluar sebentar.
Gadis berhijab ungu menyambut kedatangan mereka.
"Hai, Adfa."
"Mas Wahyu yah," tanyanya.
Wahyu mendelik ke arah Idham, "Ya, Fa. Aku Wahyu ini temanku Idham." Kata Idham mulai membuka suara dengan gugupnya.
Pertemuan pertama Idham tak henti berkedip menatap Adfa. Senyumnya terlihat manis. Meskipun Adfa belum pernah mengenal wajah Idham, gadis itu pernah mendengar namanya. Jika Idham adalah tunangan Mega.
"Emas Idham, bagaimana kabar Mega?"Â
Idham dan Wahyu saling bertatap muka memberi isyarat melalui mata. "Eee, iya baik." Ujar Wahyu.Â