Mohon tunggu...
Farhan Zamzam Maulana
Farhan Zamzam Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang sedang menjalani studi sejarah semester 3, saya mahasiswa yang cukup aktif dalam berbagai kegiatan kampus, hobi saya yaitu berolahraga serta membaca buku fiksi/novel.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ekspedisi Tiongkok ke Nusantara Kunjungan Laksamana Cheng Ho ke Palembang

22 Desember 2024   18:55 Diperbarui: 22 Desember 2024   19:52 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama asli dari laksamana Cheng Ho adalah Ma Ho. Ia hidup dengan keluarganya di wilayah K-Un yang terletak di bagian ujung barat daya Tien-Chih di Provinsi Yunnan. Cheng Ho di lahirkan pada sekitar  tahun 1371.  Hal yang unik yaitu nama keluarganya menggunakan Ma dengan tambahan nama Haji, menunjukan bahwa laksamana Cheng Ho merupakan seorang muslim yang pernah menjalankan haji ke Mekkah. Ia  di angkat sebagai laksamana besar dan pengawas para laksamana oleh kaisar dan mendapat julukan Cheng.


Jauh sebelum laksamana Cheng Ho melakukan ekspedisi armada pada abad ke-15 ke berbagai negeri  di Laut Selatan (termasuk nusantara) dan Barat Tiongkok, para pedagang Tionghoa dan India  sebenarnya pada abad awal sudah banyak mendatangi beberapa wilayah di kepulauan Indonesia dengan tujuan utama yaitu untuk  berdagang yang kemudian menghubungkan Asia Barat, India, Asia Tenggara, dan Tiongkok yang salah satunya melalui Selat Malaka.


Hal ini di dorong pula oleh tiga kerajaan besar sejak abad ke-7 M, yaitu Dinasti Tiongkok, Sriwijaya dan Asia Tenggara, dan Bani Umayyah di Asia Barat (Timur Tengah).
Banyak pendapat-pendapat yang menguatkan bahwa Sriwijaya banyak terpengaruh oleh budaya luar. Seperti dalam prasasti tertua kedatuan Sriwijaya yang terdapat di  Kedukan Bukit Palembang yang isinya yaitu bahwa I-Tsing merupakan orang yang pertama kali singgah di Shih-Li-Fo-Shih yang di identifikasi sebagai Sriwijaya.  Pendapat lain pula mengatakan bahwa Persia telah melakukan kegiatan  berdagang di ibukota kedaulatan Sriwijaya pada tahun 671 M. Pendapat ini menyatakan bahwa I-Tsing pernah singgah di Shih-Li-Fo-Shih dan menetap selama beberapa tahun dengan mempelajari kitab-kitab agama Buddha dan juga mempelajari gramatika bahasa Sansekerta. Dan tentunya masih banyak lagi pendapat-pendapat mengenai Sriwijaya ini.


Adapun ekspedisi Tiongkok yang dipimpin langsung oleh Laksamana Ceng Ho dilakukan sejak pemerintahan Dinasti Ming di bawah kekuasaan Kaisar Cheng-Tsu tepatnya pada tahun 1403-1424, yang sebelumnya Hwui-Ti diusir dari tahtanya. Orang-orang Tionghoa yang datang dan kemudian bermukim di Palembang antara lain berasala dari Kuang Tung, Chuang Cou, dan Daratan Tiongkok Selatan, dan dua tempat yang beragama muslim yaitu Yunnan tempat asal Laksamana Ceng Ho dan Ma Huan yang memang sudah memeluk agama Islam dan diduga sebagian dari mereka membuat komunitas yaitu komunitas Tionghoa-Muslim.


Tujuan utama dari ekspedisi ini Laksmana Cheng Ho yaitu untuk meyakinkan kerajaan-kerajaan di wilayah Laut Selatan dan Barat yang pada awalnya mengakui kekaisaran Tiongkok dengan mengirim upeti dan utusan ke Tiongkok. Hal mengenai ekspedisi Laksamana Cheng Ho diberitakan dengan lengkap dalam laporan Ma-Huan, Ying-Yai Sheng-Lan, yang telah diterbikan dan di terjemahkan oleh J.V.G Mills.


Dalam laporanya, Mills membicarakan secara lengkap kehidupan Laksamana Cheng Ho, garis besar ekspedisi dari pertama-ketujuh 1405-1407, 1407-1409, 1409-1411, 1413-1415, 1417-1419, 1421-1422, 1431-1433, kemudian tempat-tempat yang disinggahi, rute pelayaran, kapal-kapal serta pegawainya. Selain itu, informasi ekspedisi Laksamana Cheng Ho ke Palembang diberitakan pula dalam laporan Ma Huan, Hikayat Dinasti Ming, dan sumber Ying-Yai  Sheng-Lan.


Lawatan Laksamana Cheng Ho (mulai dari ekspedisi pertama-ketujuh) mempunyai pengaruh dan arti penting dalam perjalanan sejarah. Dari mula kecil hingga akhirnya di angkat menjadi kaisar menunjukan bahwa Ia adalah seorang tokoh pemimpin yang sangat diisiplin dan berwibawa pengaruh dari perilaku keagamanya.


Kong Yuan Zi dalam bukunya yang berjudul "Sam Po Kong dan Indonesia" memberikan gambaran seorang Laksamana Cheng Ho sebagai Muslim yang taat terhadap agamanya yaitu Islam. Ia terus memajukan penyebaran Islam baik di Tiongkok maupun negeri-negeri asing. Ia sering menziarahi makam-makam pendahulu Islam, sembahyang di masjid-masjid seperti Masjid Jiu-Ri di Nan-An (Quanzou), dan mendukung kegiatan kegamaan Hindhu-Buddha pula.


Daerah-daerah yang pernah di kunjungi oleh Laksamana Cheng Ho terkhusus di Nusantara diantaranya pesisir utara Jawa Timur seperti Bandar Tuban, Sedayu, Gresik dan lainya yang tujuan utamanya yaitu menyebarkan dan memberikan semangat bagi komunitas Muslim. Terkhusus untuk Palembang, lawatan Laksamana Cheng Ho menjadi sebuah dorongan bagi perkembangan masyarakat Palembang, sehingga pada waktu Islam semakin kuat di Palembang maka pada akhirnya lahirlah Kesultanan Palembang.
Tokoh yang lahir pada masa Kesultanan Palembang  adalah Abd Al Shamad al-Palimbani  yang cukup terkenal dan berpengaruh  melalui karya-karyanya yang beredar luas di Nusantara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun