Sebagai kompasioners yang baru, saya sedikit kaget ketika tulisan saya berjudul "Airin dan Kisah Tiang Listrik", yang di posting di Kompasiana, dua minggu lalu, tiba-tiba diedit tanpa sepengetahuan saya. Saya baru menyadari jika tulisan itu di edit, hari Jumat 24 Januari, lalu. Kurang lebih ada 2-3 paragraf di dalam tulisan saya yang tiba-tiba hilang dari isi tulisan tersebut. Padahal setahu saya yang bisa menghapus atau mengedit isi tulisan tersebut hanyalah penulis yang mempunyai Akun tersebut. Memang isi tulisan itu bukan seseuatu yang luar biasa seperti apa yang ditulis akun "Jilbab Hitam" terkait soal Tempo. Tulisan itu lebih bersifat informatif soal poster yang terpasang di sepanjang jalan Ciputat-Pamulang, Kota Tangerang Selatan,yang isinya berupa himbauan "Airin Tersangka Mundur" yang ditempel secara strategis di setiap tiang listrik dan tembok jalan tersebut.Bahkan penulis sampai berhenti dari sepeda motor untuk mengecek siapa pemasang poster Airin Tersangka Mundur. Saat berhenti di jalan Siliwangi, Pamulang, samping Kampus Unpam, penulis melihat nama Banten Crisis Centre yang tertera di poster tersebut. Saya menduga jika kelompok yang memasang poster tersebut adalah BCC sebab di poster itu tertera nama mereka. Saya pun penasaran ingin tahu siapa BCC. Dari "googling" yang saya selidiki ternyata BCC ini merupakan kelompok aktivis yang tinggal di Tangsel. Kebanyakan dari mereka merupakan aktivis organisasi ekstra yang kebetulan tinggal di Tangsel. Menurut klaim BCC, mereka mengaku juga di dukung para tokoh di Kota Tangsel, pelajar dan masyarakat yang pro pada gerakan tersebut. Jadi mereka memang sekelompok orang yang kritis terhadap pemerintah, terutama Kota Tangsel, kota yang dipimpin Airin yang suaminya kini jadi tersangka di KPK. Kembali lagi ke soal poster yang dipasang BCC. Pasca ditempelnya poster-poster tersebut yang beredar hari Minggu (12/1) keesokan harinya pada hari Rabu, tanggal 14 Januari 2014, semua poster yang ditempel HILANG dari tiang-tiang listrik sepanjang jalan Siliwangi, Pamulang. Menurut info yang berhasil saya telusuri, ternyata poster2 tersebut diperintahkan langsung Airin agar dicopot dan dibersihkan. Menurut pengakuan dari seorang aktivis BCC, yang kebetulan saya kenal karena beliau aktif dalam gerakan tersebut, poster2 itu memang dicabut oleh Airin melalui Satpol PP Tangsel. Menurut cerita dari aktivis BCC tersebut, pada hari Minggu (12/1) kebetulan Airin melakukan SenamDi lapangan depan Kantor Walikota, Pamulang. Karena poster BCC banyak di sekitaran Kantor Walikota Tangsel, saat menghadiri senam di lapangan tersebut, menurut cerita kawan saya itu, Airin melihat dan kaget dengan poster-poster itu. Airin langsung perintahkan agar poster-poster itu dicopot dan keesokan harinya, Satpol PP Tangsel disuruh menyisir seluruh Kota Tangsel untuk mencopot poster dimanapun tertempel. Alhasil, sejak Rabu (14/1) kemarin, poster itupun lenyap dan hanya berumur satu hari di tiang listrik. Melihat fenomena terhapusnya tulisan saya berjudul "Airin dan Kisah Tiang Listrik" di Kompasiana serta "lenyapnya" ratusan poster "Airin Tersangka Mundur" yang ditempel BCC, mengindikasikan jika Airin memang takut dengan isu ini. Kalaupun Airin tidak takut dengan isu tersebut dan yakin dirinya tidak bersalah seperti suaminya, mengapa Airin harus repot-repot perintahkan Satpol PP untuk mencopot poster tersebut di seluruh Wilayah Tangsel??Mengapa pula beberapa paragraf tulisan "Airin dan Kisah Tiang Listrik" di edit tanpa sepengetahuan penulis oleh Kompasiana?? Tentu saja, analisa awam saya sederhana jika di "hapusnya" tulisan saya itu ada kaitannya dengan poster Airin yang ditempel. Jika memang dugaan saya ini benar itu berarti Airin memang bersalah karena takut isu dirinya "Tersangka" menjadi besar dan mendapat dukungan dari warga Tangsel. Saya akan terus memantau sekaligus mencari tahu apa alasan Admin Kompasiana menghapus beberapa paragraf  dalam tulisan tersebut sekaligus mendukung gerakan teman-teman BCC untuk mendesak Airin untuk BERHENTI jika dirinya ditetapkan sebagai TERSANGKA. Pondok Aren, 26 Januari 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H