Ketika kata hati mengajak pulang,Â
tergores satu pesan dan keinginan.
Tak pernah aku menyadarinya,
Satu amanah yang harus terjaga.
Yang Allah swt titipkan di alurku,
Dalam bait sepenggalan sisa usiaku
Dia hadirkan lantunan indah dirasaku,
Satu tembang yang becerita akan kasih sayang,
Bulir bulir cinta terbesit dikedalaman hatimu,
Meskipun goresan rasa gundah bersamamu.
Yang aku temukan....
Dalam alur panjang  disatu sisi hidupku.
Begitu besar harapanku tercurah,
Disetiap lipatan do'a tanganku mengadah.
Kehadiranmu membuatku tenang,
Rasa biru terpecah didinding hatiku.
Tak ada kata yang bisa terucap,
Namun tak pernah lelah berharap.
Tiada kata letih dalam menjaga,
Mendekap erat segenap jiwa raga,
Meski kadang tergores oleh kata,
Ikhlas dan tabah selalu kau jaga…
Wahai rasa sayangku,
Tetaplah jadi satu dalam rusukku.
Rasa dan ketulusanmu tersirat,
Dari Sang Maha Pencipta.
Atas terwujudnya sebuah do’a.
Wahai rasa cintaku,
Hadirmu tlah memberi warna.
Bersinar cahaya di dalam kalbu,
Di bawah awan dan langit biru,
Kaulah hadir yang ku tunggu.
Wahai belahan jiwaku,
Kelembutan rasamu kuharap selalu,
Lewat ikhlas cinta yang kau bawa,
Membuat namamu selalu terselip dalam do’a
Ya Allah..., Ya Rabb.
Kudapatkan cinta yang amat besar,
Tak henti terima kasih kuhaturkan.
Semoga anugerah tetap bersatu,
Hingga terpisahkan oleh waktu.
To my beloved wife
Malang_030121
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H