Mohon tunggu...
Persada Kasih Aksara Binar
Persada Kasih Aksara Binar Mohon Tunggu... Penulis - Social Educational Community

Hai! Kami adalah Aksara Binar, yang merupakan akronim dari Aksi Memberantas SARA bersama Inklusi Ragam Indonesia. Sebagai bagian dari Duta Muda Bineka 2025, kami berkomitmen untuk menciptakan ruang berbagi inspirasi, edukasi, dan refleksi tentang keberagaman di Indonesia. Melalui blog ini, kami akan menyampaikan berbagai isu seputar keberagaman, khususnya upaya menciptakan harmoni di tengah ragam agama dan kepercayaan yang ada di negeri kita tercinta. Kami percaya bahwasannya keberagaman adalah kekuatan, dan melalui dialog serta inklusi, kita bisa mewujudkan Indonesia yang lebih damai dan bersatu. Mari bersama-sama, kita jaga harmoni dalam kasih dan semangat keberagaman! 🌏✨ Salam hangat dari kami Aksara Binar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aksara Binar: Aksi Muda Memberantas SARA dengan Menguatkan Jejaring Sosial melalui Literasi Digital untuk Menciptakan Harmoni Beragama

22 Januari 2025   14:13 Diperbarui: 22 Januari 2025   14:13 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia, sebagai negara multikultural dengan keragaman suku, budaya, dan agama yang kaya, menghadapi tantangan besar dalam menjaga toleransi beragama di tengah gempuran dinamika sosial yang semakin kompleks. Keberagaman yang seharusnya menjadi kekuatan kerap berubah menjadi polemik konflik ketika isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) dipersenjatai sebagai alat provokasi, baik di dunia nyata maupun didunia maya atau kerap kita kenal dengan ruang digital. Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika, hingga 2022 terdapat lebih dari 8.000 kasus ujaran kebencian berbasis SARA yang tersebar dikanal media sosial. Sebelum itu perlu kita pahami, bahwa kita semua terlebih generasi muda bukan hanya seorang natizen yang lihai bersiliat kata saat berseluncur di sosial tapi juga citizen bangsa Indonesia yang memiliki hak dan kewajiban untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Sebagai generasi muda, kita sepatutnya mengambil langkah berani dengan menyusun langkah strategis nan kongkrit dalam menciptakan harmoni beragama melalui literasi digital yang inklusif. Dalam konteks digital, generasi muda terlebih generasi Z dan generasi Alpha tidak hanya menjadi konsumen informasi akan tetapi juga produsen konten yang memiliki pengaruh besar dalam menciptakan opini publik. Survei yang dilakukan oleh Alvara Research Center (2023) menunjukkan bahwa 72% anak-anak muda bangsa setuju bahwa media sosial dapat menjadi senjata atau sarana efektif untuk menyebarkan pesan-pesan toleransi. Namun, penggunaan media digital oleh generasi muda perlu diarahkan agar tidak hanya menyebarkan pesan positif, tetapi juga dapat dikembangkan untuk memberikan respon cepat tanggap, bijaksana nan berempati terhadap issue-issue intoleran dan kebinekaan guna menangkal provokasi yang memicu sebuah perselisihan.


Literasi digital tidak hanya melibatkan kemampuan teknis dalam menggunakan teknologi tetapi juga pemahaman etika, kesadaran konteks, dan kemampuan berpikir kritis. Dengan fasih akan literasi digital, generasi muda kita akan dapat mendeteksi dan melawan hoaks, terlebih HOAX berbasis SARA yang tak pernah usut kerap menjadi momok konflik di masyarakat. Literasi digital memungkinkan generasi muda untuk memverifikasi informasi, sehingga mereka dapat mengedukasi komunitas mereka dan lingkup paling kecil mengedukasi diri sendiri untuk tidak terpengaruh oleh informasi palsu. Kemudian literasi digital juga memungkinkan generasi muda  menyemarakkan narasi yang mempromosikan nilai nilai keberagaman dan kasih saying melalui gambar video pendek, dokumenter mini infografis, podcast  kampanye media sosial atau platform lainnya. Dan bagian terakhir yang terpenting, literasi digital juga memungkinkan genarasi muda untuk menginisiasi dialog antar agama secara damai. Dalam masyarakat yang multikultural seperti Indonesia, di mana terdapat berbagai agama dan kepercayaan, dialog antar agama memerankan peran penting untuk mencegah percikkan konflik yang mungkin timbul akibat kesalahpahaman maupun stereotip negative yang ada sehingga dapat menciptakan keharmonisa dari indahnya tenggang rasa. Menurut penelitian oleh Rakhmat (2021), dialog antaragama dapat membantu mengurangi ketegangan sosial dengan menciptakan ruang bagi individu untuk berbagi pengalaman dan pandangan mereka secara terbuka. Salah satu dialog agama yang dapat kita jadikan contoh bersama adalah podcast "Login" oleh Habib Ja'far, dalam podcast tersebut beliau menghadirkan tokoh-tokoh agama berbeda, seperti Kristen, Hindu, dan Buddha guna berbagi pandangan dengan damai tentang pentingnya toleransi dan saling menghormati dalam kehidupan bermasyakat dan bernegara. Habib Ja'far menekankan bahwa meskipun terdapat perbedaan dalam keyakinan, nilai-nilai kemanusiaan seperti kasih sayang dan keadilan harus tetap dijunjung tinggi.


Dari kasus Habib Jakfar, kita belajar bahwa literasi digital dapat dijadikan senjata untuk menyebarkan nilai-nilai kebinekaan, kesatuan, dan persatuan bangsa, sehingga mampu menurunkan ketegangan antar kelompok agama. Salah satu solusi inovatif yang dapat diterapkan adalah AKSARA BINAR (Aksi Muda Memberantas SARA Bersama Inklusi Ragam Indonesia), yang diprakarsai oleh Duta Muda Bhinneka Indonesia. Inisiasi ini berfokus pada penguatan literasi digital sebagai strategi menciptakan harmoni beragama. Pendidikan literasi digital menjadi fondasi utama dalam memberdayakan generasi muda untuk berpikir kritis terhadap konten yang mereka konsumsi dan sebarkan. Melalui lokakarya dan pelatihan di sekolah serta universitas, generasi muda dilatih untuk memverifikasi sumber informasi, mengidentifikasi konten provokatif, serta mengembangkan sikap empati. Pendidikan ini mencakup aspek etika dan empati agar mereka dapat memahami dampak kata-kata serta tindakan di dunia maya, sehingga berkontribusi menciptakan lingkungan digital yang positif.
Kampanye media sosial juga memainkan peran penting dalam menyebarkan pesan toleransi. Kampanye seperti #HarmoniBangsaku #Indonesiasatu dapat mengangkat kisah-kisah inspiratif tentang toleransi beragama di Indonesia. Generasi muda dapat memanfaatkan kreativitas tanpa batas mereka dengan membuat konten menarik seperti video pendek, infografis, atau meme untuk menyampaikan pesan toleransi secara mudah dipahami dan menghibur. Selain itu, menggandeng tokoh publik atau influencer untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya persatuan dalam keberagaman dapat meningkatkan jangkauan kampanye, mengingat pengaruh besar influencer dalam membentuk opini publik, terutama di kalangan anak muda.


Kolaborasi dengan komunitas lintas agama juga sangat penting untuk memperkuat jejaring sosial inklusif. Dialog antarbudaya dan kegiatan bersama, seperti webinar, diskusi terbuka, festival budaya, atau program pertukaran budaya, dapat mempererat hubungan antar kelompok dan membantu masyarakat saling memahami. Misalnya, webinar dan diskusi terbuka memberi ruang bagi individu dari berbagai latar belakang untuk berbagi pandangan, sedangkan festival budaya menjadi ajang merayakan keberagaman sekaligus mendidik masyarakat tentang toleransi. Program pertukaran budaya juga memungkinkan individu belajar tradisi dan praktik keagamaan satu sama lain, sehingga terbangun rasa saling menghormati. Jejaring sosial inklusif ini memiliki potensi besar untuk menciptakan masyarakat digital yang harmonis, seperti yang disampaikan dalam studi We Are Social (2024) menunjukkan bahwa kolaborasi lintas kelompok agama di media sosial dapat meningkatkan rasa saling percaya hingga 45%, sementara konsistensi dalam menyebarkan konten positif mampu menurunkan tingkat ujaran kebencian sebesar 30% dalam satu tahun. Ini membuktikan bahwa jejaring sosial tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga platform pemberdayaan untuk membangun harmoni sosial. Sepanjang upaya kita, tak bisa disangkal pasti terdapat tantangan yang kian melanda, terutama kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi digital dalam keberagaman serta ancaman penyebaran hoaks. Oleh karena itu, diperlukan edukasi berkelanjutan dan kerjasama antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, serta komunitas untuk memerangi issu-isue intoleran dalam bergama secara efektif.


Sehingga dapat kita simpulkan, literasi digital merupakan solusi kreatif nan strategis untuk menghadapi perseteruan agama di Indonesia. Inisiatif seperti AKSARA BINAR dapat memberdayakan generasi muda sebagai agen perubahan dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis. Melalui pendidikan literasi digital, kampanye media sosial yang positif, dan kolaborasi antar komunitas, kita dapat membangun rasa saling percaya dan menghargai antar umat beragama. Dengan aksi kolektif dari semua elemen masyarakat, Indonesia dapat menjadi bangsa yang inklusif,  harmonis dalam kayanya keberagaman.

Member Aksara Binar Duta Muda Bineka 2025
Member Aksara Binar Duta Muda Bineka 2025

Member Aksara Binar Duta Muda Bineka 2025
Member Aksara Binar Duta Muda Bineka 2025

Member Aksara Binar Duta Muda Bineka 2025
Member Aksara Binar Duta Muda Bineka 2025


Daftar Pustaka

Alvara Research Center. (2023). Survei Pemuda Indonesia: Toleransi Beragama di Era Digital. Diakses dari https://www.alvararesearch.com
Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2022). Laporan Tahunan tentang Ujaran Kebencian Berbasis SARA. Diakses dari https://kominfo.go.id
Rakhmat, J. (2021). Dialog antaragama: Membangun toleransi melalui komunikasi. Jurnal Komunikasi Islam, 12(1), 45-60. Diakses dari https://jki.uinjkt.ac.id
Setara Institute. (2022). Pelanggaran Kebebasan Beragama Paling Banyak di Jatim. Diakses dari https://setara-institute.org
We Are Social. (2024). Digital 2024: Global Overview Report. Diakses dari https://wearesocial.com
BNPT RI. (2023). Generasi muda perlu miliki toleransi tinggi dalam hadapi penetrasi media sosial. Diakses dari https://bnpt.go.id
The Conversation Indonesia. (2020). Baik di dunia nyata & dunia maya, anak muda Indonesia memiliki toleransi beragama tinggi. Diakses dari https://theconversation.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun