Baginya, kematangan Intelektual inilah yang menjadikan Maulana Syekh sebagai sosok figur yang berpikiran terbuka dan senantiasa kritis menanggapi segala hal.
"Maka, sifat keteladanan Maulana Syekh yang penting untuk dijaga dan dilestarikan adalah ketekunan beliau membangun nalar kritis dengan banyak membaca berbagai literatur," jelasnya lagi menutup sesi.
Sesi ketiga, adalah materi ke-Azhar-an. Pada sesi ini membahas tentang pengenalan Al Azhar & sistem pembelajarannya. Sesi ini disampaikan oleh tiga pemateri; M. Abdullah Faqih, Riyan Pandega Fardi Utama dan Denunen Bagus Aranda.
Acara yang berlangsung selama 6 jam ini ditutup dengan sholat Magrib berjamaah & ramah tamah (Rep: Rifky al Farizi).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H