Dalam beberapa  tahun  terakhir,  Pandemi  Covid-19  yang melanda  semakin memperparah kondisi pendidikan dan kemampuan peserta didik.Â
Sebagian besar peserta didik mengalami learning loss atau kehilangan pengetahuan dan keterampilan (literasi dan numerasi) akibat ketidaksiapan guru serta sarana prasarana yang kurang memadai.Â
Kondisi dan kendala yang  ada  tentunya memerlukan  adanya  upaya  perbaikan,  baik  dari  segi  kebijakan  maupun pelaksanaan pembelajaran,  karena  jika  dibiarkan  maka akan  menyebabkan  kemunduran kualitas peserta  didik  secara  berkepanjangan.Â
Salah satu  langkah  yang  diambil pemerintah  dalam menangani  masalah  tersebut  ialah  dengan  membuat  kebijakan Merdeka Belajar Kampus  Merdeka  (MBKM)  dengan  salah  satu programnya  yaitu Kampus Mengajar.Â
Kampus Mengajar merupakan salah satu program MBKM yang memberi peluang pada mahasiswa agar dapat berkembang dan berpartisipasi melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah, khususnya di sekolah yang terletak di daerah 3T ( Terdepan, Terpencil, Tertimggal).
 Dari sekian banyak sekolah sasaran yang telah ditentukan oleh Kemendikud, beberapa mahasiswa dari berbagai universitas tenama ditugaskan untuk mengajar di SDIT AL-ZAHIRA yang terletak di Serang, Banten.
Pada saat program kampus mengajar 2 berlangsung, SDIT AL ZAHIRA belum mendapatkan akreditasi sekolah. Kendala yang ditemukan selama bertugas di SDIT AL-ZAHIRA yaitu banyaknya siswa yang mengalami learning loss, bahkan tidak sedikit siswa yang duduk dibangku kelas 3 SD masih belum bisa membaca, menulis dan melakukan perhitungan dasar.
Sehingga melalui Kampus Mengajar, mahasiswa diharapkan membawa perubahan positif dengan terjun langsung ke sekolah untuk membantu mengoptimalkan pelayanan pendidikan dan proses belajar mengajar kepada seluruh peserta didik dengan kondisi yang kritis dan terbatas di  masa  pandemi. Â
Setiap mahasiswa yang mengikuti program Kampus Mengajar dituntut untuk berkontrbusi penuh dalam setiap kegiatan pembelajaran, administrasi sekolah, dan adaptasi teknologi.
Adapun  kontribusi mahasiswa di  sekolah  mitra  ialah:  (1)  membantu  pembiasaan teknologi  pada  proses  belajar  mengajar, baik luring maupun daring, (2) menguatkan pembelajaran literasi dan numerasi, (3) memberi dukungan  dalam  bidang  administrasi  dan  manajerial  sekolah,  (4)  sebagai  mitra  guru  dan sekolah  dalam  berinovasi  dan berkreasidalam  pembelajaran,  dan  (5)  mensosialisasikan produk  pembelajaran  Kemendikbud  (Portal  Rumah  Belajar,  AKSI,   modul pembelajaran, kurikulum darurat, dll).