Meskipun SEANWFZ dapat menjadi role model bagi perdamaian di kawasan lain, implementasi serupa di Asia Timur akan menghadapi hambatan karena tingkat ketegangan militer dan politik yang jauh lebih tinggi. Selain itu, tidak semua negara anggota ASEAN memiliki kepentingan langsung terkait dengan Semenanjung Korea, sehingga inisiatif ini harus dipimpin oleh negara-negara seperti Indonesia yang memiliki perhatian khusus terhadap isu keamanan internasional.
Pada tahap implementasi, ASEAN dapat memanfaatkan mekanisme diplomasi preventif seperti ASEAN Regional Forum (ARF), yang melibatkan mitra eksternal, termasuk Korea Utara dan negara-negara besar lainnya. ARF bisa menjadi platform strategis untuk mengurangi ketegangan dan mempromosikan dialog terbuka tentang isu nuklir. Selain itu, ASEAN juga bisa mendorong pembentukan zona bebas senjata nuklir di Asia Timur sebagai bagian dari solusi jangka panjang.
Dalam rangka meningkatkan peran tersebut, Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN lainnya harus terus memperkuat kerja sama dalam forum-forum internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan International Atomic Energy Agency (IAEA), untuk memastikan bahwa kawasan tetap aman dari ancaman nuklir. ASEAN juga harus terus menegaskan pentingnya diplomasi, kerja sama keamanan, dan penegakan hukum internasional guna mencegah konflik yang lebih luas. Dengan langkah-langkah ini, ASEAN dan SEANWFZ bisa menjadi kekuatan penyeimbang dalam upaya global untuk perdamaian, khususnya di kawasan Asia Timur yang saat ini dilanda ketidakpastian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H