Mohon tunggu...
Akmal Syah
Akmal Syah Mohon Tunggu... wiraswasta -

Belajar Memahami dan Mengerti....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mencumbu Pagi

16 Juni 2011   19:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:27 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tersudut di penghujung sepi Kuhanya bisa duduk sendiri Nikmati secangkir teh panas Dan kepulan asap di jalan napas

Aku hanya ingat satu hal Cumbumu ... Yang begitu nakal bayangi tiap saatku Menggelitik tiap bebulu di dadaku

Apakah ini tabu......... Saat kubilang "aku ingin bercinta denganmu?" Yang kutahu kau hanya tersenyum malu Dan mengerling penuh rasa padaku

Sayang aku tak ingin itu Kau terlalu berharga bagiku Bagai gegelas keristal yang ku jaga selalu Karena begitu takutnya ku merusakmu

Kuharap kau pahami itu.. Karena begitu agung cinta itu Bukannya merayu dengan napas memburu Yang hanya berharap kenikmatan semu

Bukan pula seperti isapan rokok sang pecandu Yang serasa nikmat di telan sesaat Keluar lewati jejalan napas Lalu menghilang tanpa berbekas

Di penghujung sepi ini Tak ingin lagi kududuk sendiri Ku ingin tidur dalam kedamaian hati Memeluk ragamu tanpa birahi

Biarlah Malam yang mencumbu pagi Agar lahirkan mentari yang berseri Usir segala kegelapan dihati Yang buat diri sering tak bisa menahan diri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun