Pilihan lokasi persalinan di bidan desa juga nampaknya berat sebab bidannya pun sedang hamil dan HPL berdekatan dengan istri saya, muncul kekhawatiran bagaimana jika kontraksinya berbarengan? Kebayang kan? Kondisi ini benar-benar membutuhkan pertimbangan antisipatif atas kemungkinan terburuk.
Beberapa hari terakhir ini istri saya masih harap-harap cemas dengan semua kondisi yang nampaknya belum membuat dia yakin bahwa proses persalinannya akan lancar dan dimudahkan Allah SWT.Â
Sering istri saya tiba-tiba berucap bahwa hatinya belum mantap dengan situasi ini. Sungguh beda dengan tahun-tahun sebelumnya menjalani masa-masa kehamilan hingga proses persalinan dengan perasaan yang tenang. Manusiawi kalau terkadang saya juga ikut merasakan kekhawatiran itu.Â
Akhirnya hari ini kami mencari informasi terkait kondisi sebenarnya dipuskesmas dekat tempat tinggal kami dan mendapat informasi dari salah seorang teman yang bertugas di puskesmas terdekat bahwa sebetul bukan membatasi pasien namun yang dibatasi adalah keluarga penunggu pasien. Informasi ini sedikit membuat lega.Â
Ada kemungkinan proses persalinan di puskesmas terdekat dan tidak pulang kampung namun kami harus berpikir mencari keluarga yang bisa membantu mengurus dan menemani sampai kondisi istri saya pulih. Semoga kelahiran sang buah hati di tengah wabah pandemi ini berjalan lancar, ibu dan bayi sehat. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H