Mohon tunggu...
Akmaluddin
Akmaluddin Mohon Tunggu... Dosen - Bermakna dengan Bahasa

Tertarik pada isu-isu bahasa, literasi, pendidikan dll.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ngabuburit Memasak Bersama Istri, The Quality Time

4 Mei 2020   22:14 Diperbarui: 4 Mei 2020   22:32 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang berbeda pada Ramadan kali ini? Penulis yakin banyak pembaca merasakan situasi yang berbeda dari Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Sebut saja aktivitas ibadah rutin kita seperti tarawih dan tadarus. 

Jika pada tahun-tahun sebelumnya semua ini kita jalani di masjid, musala atau surau-surau sekitar tempat tinggal kita, namun pada Ramadan kali ini semua itu kita tunaikan di rumah masing-masing. 

Selain aktivitas ibadah rutin di atas, ada pemandangan yang berbeda pula yang kita jumpai yaitu tradisi menunggu waktu magrib tiba, ngabuburit. Biasanya ngabuburit diisi dengan kegiatan jalan-jalan, bermain, mencari takjil gratis, mendatangi pasar kuliner atau mengunjungi taman. 

Kali ini aktivitas ini tidak lagi kita temukan karena adanya imbauan untuk tidak keluar rumah. Dampak pandemi covid-19 ini memang telah membuat banyak hal berubah, tidak terkecuali dengan tradisi rutin kita pada Ramadan kali ini.

Ngabuburit sejatinya tidak sekadar menunggu azan magrib berkumandang, namun kita harus kreatif mengisinya dengan kegiatan yang produktif dan bermanfaat sehingga waktu yang kita miliki lebih bermakna. Ngabuburit Ramadan kali ini, penulis isi dengan memasak bersama istri. Mengapa memilih ini? 

Karena penulis yakin bahwa ini adalah salah satu momen berkualitas dalam menumbuhkan keharmonisan dalam rumah tangga, quality time dalam bahasanya orang Barat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dengan istri, anak-anak atau anggota keluarga lain dapat menumbuhkan rasa kasih sayang, kedekatan, dan kebersamaan sehingga kehidupan rumah menjadi lebih tenteram.  

Sebagian laki-laki (suami) masih ada yang merasa bahwa tugas-tugas mengurus rumah tangga, memasak, menyapu rumah, mencuci pakaian dan pekerjaan dalam rumah tangga lainnya adalah tugas istri. 

Sejatinya tugas-tugas tersebut sangat bisa dikerjakan oleh suami atau secara bersama dalam rangka membangun harmonisasi dalam rumah tangga. Asumsi ini bisa jadi terpola karena budaya patriarki masih mengakar kuat di tengah masyarakat. Apa respons mayarakat ketika melihat suami mengerjakan pekerjaan rumah tangga? 

Jawabannya adalah masyarakat terutama di daerah pedesaan akan berkomentar bahwa suami tersebut telah diperbudak istri, suami kalah istri, dan lain-lain. Padahal masalah tersebut bukan siapa kalah siapa menang, bukan siapa superior siapa inferior, namun itu adalah quality time dalam rangka menguatkan rumah tangga. 

Dengan demikian, budaya patriarki ini tidak bleh ada karena bisa berimplikasi pada terjadinya perlakuan diskrimiasi dan pembatasan-pembatasan peran perempuan pada wilayah publik. Akhirnya banyak istri yang terbelenggu pada kerja-kerja domestik dan terbatas pada urusan dalam rumah tangga.

Berdasar pada penjelasan di atas, aktivitas ngabuburit yang dapat kita lakukan adalah membersamai istri memasak dan menyiapkan menu berbuka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun