Beberapa minggu terakhir, Jokowi sebagai capres petahana telah memperlihatkan sikap ofensif-nya, tak seperti biasanya, kali ini ia sering menyerang karakter Prabowo, seperti para pendukungnya, serangan yang dilontarkan berupa statement yang tidak mendidik, terlebih lagi beberapa argumen yang dilontarkan sama sekali tak bersumber dan keliru, bahkan boleh dibilang hoax.
Terlihat pada debat pertama capres-cawapres pada 17 Januari lalu, Jokowi menuding Prabowo menandatangani rekomendasi caleg yang berstatus mantan napi koruptor, padahal sama sekali hal tersebut adalah hoax.
Baru-baru ini Jokowi mengungkap terkait antek asing, beliau menuding ada elit yang menggunakan Propaganda Rusia memakai jasa antek asing, diketahui yang dimaksud adalah propaganda penyebaran ketakutan, kebohongan untuk meraih kemenangan, namun ia tak sadar bahwa kebohongan justru datang dari dirinya sendiri.
Mungkin yang keliru adalah para penjilat yang berada di sekitar Presiden RI, Jokowi sebagai Presiden seharusnya tidak langsung percaya dengan informasi yang tak jelas, ia sebagai panutan masyarakat seharusnya memberikan contoh yang baik, bukan malah baperan.
Antek asing yang di-maksud kubu Prabowo adalah dia yang menjalankan amanah rakyat tapi malah menguntungkan pihak asing, bukan berpihak kepada rakyat sendiri, Prabowo sendiri pernah berkata bahwa kita tidak boleh benci sama asing, tapi kita harus sejajar dengan mereka, berdiri sama tinggi, duduk sama rendah.
Bukankah Rachmawati Soekarnoputri pernah bersaksi bahwa pada pilpres 2014 lalu yang menggunakan jasa konsultan asing adalah pihak Jokowi, lalu kenapa Jokowi malah melempar tuduhan ini?
Ironis ketika tokoh dengan prestasi ingkar janji dan kebohongan terbanyak malah memutar balikkan opini masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H