Mohon tunggu...
Muhammad Akmal Latang
Muhammad Akmal Latang Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Melihat hidup ini dari perspektif sendiri, bukan mata orang lain

Kebaikan dan niat baik jangan dilihat darimana sumbernya !

Selanjutnya

Tutup

Sosok

5 Pidato Prabowo yang Jarang Dipahami Media

5 Desember 2018   06:30 Diperbarui: 5 Desember 2018   08:24 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto. Foto: wowkeren.com

    Dalam pidatonya ia menceritakan pertemuannya dengan penerima nobel tersebut yang datang ke Indonesia lalu diterima oleh Prabowo yang kemudian mengutarakan keinginannya mengunjungi universitas terbaik di Indonesia, dibawalah ia ke Universitas Indonesia yang menurut Prabowo termasuk Universitas terbaik di Indonesia namun Prabowo kembali terkejut ketika fisikawan itu berkata bahwa Indonesia merupakan negara terbesar keempat di dunia namun profesor di bidang fisika hanya ada satu di universitas terbaiknya.

    Pernyataan fisikawan ini yang sebenarnya dibagikan oleh Prabowo kepada audiens, walaupun Prabowo sendiri tidak mengetahui jumlah pasti Profesor fisika yang ada di UI namun hal itu membuat beliau prihatin dan memberi semangat kepada Prabowo agar bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

  1. Kredit Prabowo ditolak oleh BI

    Dalam pidato Prabowo saat memberikan pembekalan kepada relawan Prabowo-Sandi di Istora Senayan beberapa hari yang lalu, kembali disalah artikan oleh beberapa media, entah mereka tidak mengerti atau memang pura-pura tidak mengerti.

    Jika ditonton kembali video full pidato Prabowo saat itu, dapat dikatakan dalam curhatannya terkait kredit Prabowo yang di tolak oleh bank di Indonesia, sebab setelah menyebutkan bank Indonesia ia langsung menyinggung BUMN jadi yang dimaksudkan adalah Bank BUMN sedangkan diketahui BI (Bank Indonesia) bukan merupakan BUMN.

    Jadi jelas dalam pidatonya yang ia maksud adalah bank-bank di Indonesia bukan BI (Bank Indonesia), namun mungkin karena kurangnya pemahaman kelompok orang-orang yang ingin menjatuhkan Prabowo.

    Namun inti dari semuanya yakni jangan kita menelan mentah-mentah isu yang beredar baik di media pemberitaan apalagi di media sosial, rakyat diharapkan bisa memilah mana informasi kredibel dan mana yang dipelintir demi kepentingan pihak tertentu, kita harus bisa melakukan analisis, karena dewasa ini sudah sangat mudah menemukan informasi berkat kecanggihan teknologi.

Salam pisang goreng, hangat :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun