Baru-baru ini rakyat indonesia dihebohkan oleh kejadian penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet pada 21 September 2018 yang setelah di klarifikasi oleh beliau sendiri pada 03 oktober 2018 menyatakan hal tersebut diakuinya adalah hoax, sebelumnya Ratna Sarumpaet juga merupakan tim Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, oleh karenanya sosok Prabowo Subianto langsung menyatakan keprihatinan tentang kejadian yang diceritakan sendiri oleh Ratna, disini penulis menilai sosok humanis Prabowo Subianto yang turut memberikan simpati bahkan sebelum penyelidikan dilakukan oleh kepolisian.
Konferensi Pers yang dilakukan oleh Prabowo di Kartanegara sama sekali tidak menuding siapapun dalam kejadian yang menimpa Ratna, namun banyak pihak yang langsung menuduh sosok Prabowo yang mendukung hoax, justru penulis melihat ini sebagai kampanye negatif dari pihak yang ingin menjatuhkan karakter seorang Prabowo Subianto.
jika kita kembali kepada track-record soerang Jenderal Prabowo Subianto, memang beliau seringkali dihianati bahkan sampai dipaksa untuk mengakhiri karirnya mengabdi untuk NKRI oleh orang yang cemburu dan takut kebenaran akan terungkap jika Prabowo masih di dunia militer waktu itu.Â
Jika mendengar kembali kesaksian para jenderal yang turut berjuang dan menjadi saksi perjuangan Prabowo namun masih kerap difitnah, rasanya sangat sedih, dalam hati berkata kenapa Prabowo tidak melanjutkan saja karirnya dibidang usaha? beliau bisa saja membuktikan bahwa seorang mantan jenderal dan anak dari begawan ekonomi bisa sukses, namun ternyata penulis paham bahwa sosok Prabowo Subianto tidak ingin menikmati kesuksesannya sendiri atau hanya orang disekitarnya, beliau ingin seluruh rakyat indonesia bisa menikmati kesejahteraan sebagai bangsa yang kaya.
Rasanya ada yang janggal apabila apa yang dilakukan Prabowo masih disebut bohong, dari kejadian yang dialami Ratna beliau juga hanya menerima cerita bohong, dan ketika ketahuan maka Ratna ketika itu terancam dikeluarkan dari tim Pemenangan Prabowo Sandi (Sumber).
Banyaknya postingan negatif yang menyerang Prabowo san Sandi membuat penulis berpikir bahwa ini adalah isu yang sengaja diorganisir oleh satu pihak untuk menumbangkan elektabilitas Prabowo yang makin menguat, karena bukan hanya rakyat yang dibohongi, bahkan Prabowo sendiri pun adalah korban.Â
Hal ini hanya menunjukkan adanya pihak yang takut akan elektabilitas Prabowo semakin naik sehingga kejadian ini dipolitisasi menggunakan segala cara dan wacana yang dapat mempengaruhi pikiran rakyat, tapi penulis yakin masyarakat tahu mana korban dan mana pelaku, mana penyebar kebencian dan mana yang dibenci oleh penguasa dan asing.
Bukan hanya kali ini Prabowo menghadapi fitnah dan kebohongan namun telah beberapa kali, contohnya kejadian yang menimpa PT. Kertas Nusantara (Kiani) yang katanya pekerja telah berbulan bulan tidak digaji, faktanya memang tidak ada produksi pada perusahaan tersebut (Sumber), selanjutnya fitnah tentang penculikan dan kudeta tahun 98 padahal beliau bukan dalangnya, beliauy hanya ingin menyelamatkan rakyat dari aksi-aksi kerusuhan serta mengamankan aktivis hingga suasana reda kemudian dilepaskan kembali (Sumber) dan masih banyak lagi.
Marilah kita berpikir dan bertindak seperti sosok Prabowo yang humanis, tidak pendendam dan jauh dari prasangka buruk terhadap seseorang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H