Sastra lisan menurut Hutomo (1991;91) ditulis kembali oleh Erfinawati dan Ismawirna, merupakan salah satu jenis sastra yang mencangkup ekspresi kesusastraan dan kebudayaan warna yang disebarkan dari mulut ke mulut dan diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang. Dalam sastra lisan terkandung mitos, legenda, sejarah, larangan atau pantangan adat, dongeng, bahkan terdapat beberapa yang mengandung unsur-unsur pengobatan.Â
Terdapat beberapa hal yang menjadi ciri-ciri dari sastra lisan, yaitu merupakan hasil dari pemikiran masyarakat tradisional dengan pemikiran polos yang belum familiar dengan aksara, menggambarkan kebudayaan tertentu dengan penulis atau sumber anonim yang sulit atau bahkan diketahui, biasanya menceritakan hal-hal yang bersifat imajinatif, serta sering menggunakan nada-nada atau kata-kata yang bersifat mempengaruhi dengan perumpamaan (Endraswara,2006). Apabila ditelisik secara mendalam, sastra lisan sendiri memiliki berbagai nilai moral. Mitos, larangan, ataupun cerita yang berkembang dalam sastra lisan tidak semata-mata hanya untuk menyampaikan informasi yang sering dianggap tidak masuk akal tetapi juga dapat berfungsi sebagai media edukasi dan pembentukan norma masyarakat.Â
Anoman Obong merupakan salah satu sastra lisan yang berkembang di masyarakat Jawa. Cerita rakyat yang telah ditransformasikan menjadi sebuah lagu. Lagu "Anoman Obong" sendiri diciptakan Ranto Edy Gudel, seorang seniman dan pencipta lagu asal Solo yang tutup usia di akhir 2002 silam. Lagu ini lalu dinyanyikan oleh Waldjinah, seorang penyanyi keroncong Jawa yang sudah mengawali kariernya sejak tahun 1958 (Anoman Obong - Waldjinah) . Setelah populer, lagu banyak dicover oleh penyanyi ataupun sinden dalam negeri. Hingga saat ini, lagu "Anoman Obong" masih mudah dijumpai di berbagai platform seperti youtube, spotify, dan media online lainnya. Lirik lagu "Anoman Obong" sendiri adalah sebagai berikut.Â
Ceritane wayang jawiÂ
(Kisah wayang jawi)
Ing projo ngalengko dirojo
(Di kerajaan Alengka yang dipimpin raja)
Rahwono rojo arane
(Raja bernama Rahwana)
Gawe geger nyolong shinto
(Membuat keributan dengan menculik Dewi Shinta)
Anoman cancut tumandhang
(Anoman bersiap untuk bertindak)
Ngalengko wis dadi awu
(Alengka sudah menjadi abu)
Kobong gedhe jeroning projo
(Terbakar hebat di seluruh kerajaan)
Ceritane wayang romoyono
(Cerita wayang ramayana)
Ing negoro ngalengko dirojo
(Di negeri Alengka yang dipimpin raja)
Ratu buto rahwono rojo
(Sang raja raksasa Rahwana)
Gawe geger nyolong dewi shinto
(Membuat keributan dengan menculik Dewi Shinta)
Anoman si kethek putih
(Anoman si kera putih)
Mlebu taman, shinto dijak mulih
(Masuk ke taman, mengajak sinta pulang)
Konangan indrajit lan patih
(Ketahuan oleh Indrajit dan sang patih)
Ning anoman ora wedi getih
(Namun anoman tidak takut darah)
Eh lhadalah ngalengko diobong
(Eh, Alengka terbakar)
Togog bilung wa a o
(Togog dan Bilung terkejut)
Podho pating domblong
(Semuanya melongo)
Omah gedhe kabeh dadi areng
(Istana besar jadi arang)
Dosomuko hare gereng-gereng
(Rahwana marah menggeram)
Iyo wae yaeya, iyo wae yae
Iyo wae yae yaiyo yae
Iyo wae yaeya iyo wae yae
Iyo wae yae yaiyo yae
Sumber : Anoman Obong - Waldjinah (Youtube)
Lirik lagu tersebut diadaptasi dari cerita "Anoman Obong" yang berkembang di masyarakat Jawa. Kisah Anoman ini terdapat beberapa versi yang berbeda beda. Akan tetapi pembahasan ini hanya akan mengulas versi cerita yang ditransformasikan menjadi lagu "Anoman Obong". Didapat dari sebuah sumber yaitu website Asal Usul Sejarah (Cerita Singkat Ramayana : Anoman Duta / Anoman Obong - ASAL USUL & SEJARAH), cerita rakyat Anoman Obong mengisahkan tentang  seekor kera putih yang menjadi tangan kanan Prabu Rama, suami Dewi Shinta.Â
Alkisah Dewi Shinta yang diculik oleh Rahwana. Prabu Rama memerintahkan Anoman untuk pergi ke Kerajaan Alengka. Hal ini dilakukan karena mendengar kabar simpang siur tentang keberadaan Dewi Shinta. Dalam perjalanan menuju Kerajaan Alengka, Anoman menemukan Dewi Shinta di sebuah taman di Kerajaan tersebut. Namun Dewi Shinta saat itu mendapat tekanan karena Rahwana terus memaksanya untuk menjadi istrinya. Anoman akhirnya bisa menggunakan seluruh kekuatan dan kebijaksanaannya untuk menemui Shinta dan meyakinkannya bahwa Rama akan datang untuk menyelamatkannya.
Namun setelah berbicara dengan Shinta, Anoman menghadapi berbagai tantangan dari pasukan Rahwana yang berusaha menghentikannya. Salah satu bagian penting dari cerita ini adalah saat Anoman membakar kota Alengka setelah membuktikan kekuatannya dan mengancam Rahwana. Anoman menghancurkan dan membakar banyak bagian kota di Alengka dengan kekuatan dan kemarahannya yang luar biasa. Inilah yang disebut Anoman Obong (Pembakaran Anoman). Dalam versi cerita ini, Anoman membakar Arenka sebagai tanda perlawanan terhadap kejahatan Rahwana. Sebagian besar kota terbakar habis, namun Anoman terhindar dari kobaran api  karena kekuatan dan perlindungan ilahi yang dimilikinya. Kota yang terbakar  juga menjadi simbol kehancuran yang akan dialami  Rahwana dan kerajaannya akibat perbuatan kejamnya.
Dalam cerita Anoman Obong ini, terkandung beberapa pesan moral yang patut kita teladani. Diantaranya nilai tentang tanggung jawab, keberanian, serta kejujuran. Nilai tanggung jawab dapat dilihat pada diri Anoman ketika diberikan tugas oleh Rama untuk melihat keadaan Shinta di Alengka. Dengan penuh tanggung jawab Anoman menjalankan tugas yang diberikan oleh Rama, walaupun dalam perjalanya Anoman menemui banyak rintangan, Anoman berhasil menemui Sinta sebagai bentuk tanggung jawab atas tugas yang diberikan kepada Anoman.
Kemudian, keberanian Anoman terlihat jelas saat ia memasuki kerajaan Alengka yang dijaga ketat oleh pasukan Rahwana dan saat ia melakukan tindakan ekstrim dengan membakar kota tersebut. Keberanian yang ada dalam diri Anoman bukan hanya keberanian fisik namun juga keberanian moral untuk melawan kezaliman dan ketidakadilan yang dilakukan  Rahwana terhadap Dewi Shinta. Keberanian untuk melawan musuh yang jauh lebih besar dan kuat dapat dijadikan pelajaran bahwa kita harus berani menghadapi tantangan hidup, terutama ketidakadilan seperti apa yang dilakukan Anoman. Sedangkan untuk konteks kejujuran sendiri, dapat kita lihat dari interaksi Anoman dengan Dewi Shinta. Ia selalu berkata jujur dalam memberi harapan bahwa Rama  datang menyelamatkannya. Anoman tidak menyembunyikan kebenaran dan  berusaha sejujur mungkin dalam segala perkataannya baik kepada Dewi Shinta maupun Rama. Hal ini tentu saja mengajarkan kita pentingnya kejujuran dalam berkomunikasi dan menjalin hubungan  dengan orang lain.
Sumber Referensi
Anoman Obong - Waldjinah (Youtube)
"Cerita Singkat Ramayana : Anoman Duta / Anoman Obong - ASAL USUL & SEJARAH." asal usul & sejarah, https://www.asaldansejarah45.com/2020/09/cerita-singkat-ramayana-anoman-duta.html. Accessed 10 November 2024.
MUTIARA YANG TERLUPAKAN, PENGANTAR STUDI SASTRA LISAN. Universitas Negeri Surabaya, 2019.
Putri, Jatu Kaannaha. "Memahami Sastra Lisan Melalui Komik." Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2022. https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/, https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/artikel-detail/3477/memahami-sastra-lisan-melalui-#. Accessed 9 November 2024.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI