Menjadi pemimpin tentu bukan merupakan hal yang mudah. Banyak sekali tantangan dan problematika yang harus diselesaikan setiap harinya. Setiap pemimpin baik pemimpin organisasi, pemimpin start-up, ataupun pemimpin bisnis semuanya memiliki masalah dan tanggung jawab yang harus diselesaikan. Seorang pemimpin harus mengerti pandangan secara luas atau helycopter view dalam organisasi yang ia pimpin. Selain itu, pemimpin juga memiliki tugas tambahan untuk bisa memotivasi dan mengarahkan timnya menuju visi yang diciptakan.
Tanpa manajemen yang baik, kepemimpinan akan memakan korban kepada diri sendiri. Korban waktu tidur yang kurang, korban nilai ujian yang kurang baik, dan sebagainya. Padatnya jumlah rapat dan tugas menuntut seorang pemimpin memiliki manajemen diri yang baik. Seringkali sasaran utama dari frasa “manajemen diri” adalah waktu. Kecenderungannya seseorang akan menata agendanya sepadat mungkin sehingga produktivitasnya semakin tinggi. Tanpa disadari, kita tidak memberikan waktu kepada diri ini untuk beradapatasi dari satu tugas ke tugas lainnya atau satu rapat ke rapat lainnya. Hal ini yang menyebabkan pemikiran menjadi kacau dan tidak fokus atau disebut burn-out. Akibatnya justru produktivitas menurun karena pikiran tidak fokus dan kacau.
Oleh karena itu, seorang pemimpin penting juga untuk memanjemen energi agar produktivitasnya tetap terjaga. Mulai dari menjaga pola tidur. Hal ini terlihat sepele, namun jika kita sadar dan mulai menerapkan pola tidur yang baik akan terasa perubahan yang signifikan dalam mindfulness dan ketenangan. Selanjutnya adalah memberikan waktu istirahat sebelum berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya. Istirahat sebelum berpindah aktivitas memberikan waktu untuk otak fokus kembali terhadap aktivitas yang baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H