Mohon tunggu...
Achmad Akmal Dyantama
Achmad Akmal Dyantama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa penulis biasa

Bukan Penulis biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menikmati Menjadi Pemimpin

30 September 2021   22:50 Diperbarui: 1 Oktober 2021   04:11 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menjadi pemimpin tentu bukan merupakan hal yang mudah. Banyak sekali tantangan dan problematika yang harus diselesaikan setiap harinya. Setiap pemimpin baik pemimpin organisasi, pemimpin start-up, ataupun pemimpin bisnis semuanya memiliki masalah dan tanggung jawab yang harus diselesaikan. Seorang pemimpin harus mengerti pandangan secara luas atau helycopter view dalam organisasi yang ia pimpin. Selain itu, pemimpin juga memiliki tugas tambahan untuk bisa memotivasi dan mengarahkan timnya menuju visi yang diciptakan.

          Tanpa manajemen yang baik, kepemimpinan akan memakan korban kepada diri sendiri. Korban waktu tidur yang kurang, korban nilai ujian yang kurang baik, dan sebagainya. Padatnya jumlah rapat dan tugas menuntut seorang pemimpin memiliki manajemen diri yang baik. Seringkali sasaran utama dari frasa “manajemen diri” adalah waktu. Kecenderungannya seseorang akan menata agendanya sepadat mungkin sehingga produktivitasnya semakin tinggi. Tanpa disadari, kita tidak memberikan waktu kepada diri ini untuk beradapatasi dari satu tugas ke tugas lainnya atau satu rapat ke rapat lainnya. Hal ini yang menyebabkan pemikiran menjadi kacau dan tidak fokus atau disebut burn-out. Akibatnya justru produktivitas menurun karena pikiran tidak fokus dan kacau.

          Oleh karena itu, seorang pemimpin penting juga untuk memanjemen energi agar produktivitasnya tetap terjaga. Mulai dari menjaga pola tidur. Hal ini terlihat sepele, namun jika kita sadar dan mulai menerapkan pola tidur yang baik akan terasa perubahan yang signifikan dalam mindfulness dan ketenangan. Selanjutnya adalah memberikan waktu istirahat sebelum berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya. Istirahat sebelum berpindah aktivitas memberikan waktu untuk otak fokus kembali terhadap aktivitas yang baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun