Something I don’t think I’ll ever understand about relationship is :
How someone so important can just fade into the background of your life?
Why does moving on almost always have to mean losing touch? ~ Ali Berlinski
kenapa seseorang yang dulu penting sekali untuk hidup kita bisa langsung sirna dan menjadi masa lalu?
Kenapa move on itu identik dengan kehilangan kontak?
Tak terasa sudah setahun lebih ini tak pernah ada saling bertutur sapa .Dulu, line, whatsapp, bbm, dan instagram, penuh dengan semua notifikasi darimu. Dulu yang sering memanggil kesayangan, Entah itu “beb, say, yang”. Langsung hilang begitu saja. Bersama dengan semua kontak kamu yang ada di semua media sosialku.
Memang seperti inikah seharusnya? Haruskah dengan losing touch kamu baru bisa melupakan semua yang telah ku lakukan? Seberapa besar dosaku terhadapmu? Apakah tidak ada cara lain yang lebih pantas? Yang lebih dari sekedar menghapus semua tentang aku yang ada di kontakmu?
Kamu sudah move? Menemukan kebahagiaan barumu? Dan apakah menurutmu kata move itu berarti losing touch? Apa bisa dengan mudah kamu lupakan kenangan yang sudah kita lalui bersama? Saling berusaha mempertahankan, saling memaafkan, saling memaklumi kekurangan, hingga saling memedam amarah? Secarik luka saja sudah membuat sirna segalanya.
Bertahun tahun yang kita jalani ternyata bukan menjadi alasan kita untuk bertahan. ini bukan soal lamanya kita menjalin hubungan, tapi apakah hatimu benar benar nyaman?
Sudahlah, mungkin ini skenario terbaik menurut tuhan. Aku tidak menuntutmu mempertahankan hubungan yang kamu yakini tidak akan berhasil. Aku tidak mau kamu terus menyiksa dirimu, terus berpura pura berjuang dalam mempertahankan hubungan.
Memang kamu tak pernah melihatku. Tak pernah merasakan beratnya aku kehilangan dirimu. Tapi apa daya, waktu tak bisa ku putar kembali. Kucoba tatap pedih lukanya penyesalan hati ini. Sembari berbisik memantapkan hati “ kau harus bahagia”. Meskipun arti bahagia menurutku tidak akan sama menurutmu.
Untuk seseorang yang kurindukan
Meskipun tidak berakhir bahagia, setidaknya kita pernah tertawa bersama.
Malang, 8 juli 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H