Lagu Bangbung Hideung merupakan lagu yang saat ini dapat dijumpai di acara-acara sakral, seperti pernikahan dan khitanan. Dapat pula dijumpai di acara Wayang Golek.
Dalam acara pernikahan dan khitanan, lagu Bangbung Hideung sering kali dilantunkan oleh Sinden atau pun Penyanyi yang memiliki suara yang tinggi dan diiringi oleh pemusik, terutama gendang karena ketukannya membuat lagu menjadi lebih menarik.
Awal mulanya, lagu Bangbung Hideung digunakan dalam acara kesenian bernama Terbangan dan Pencak Silat. Namun, lagu tersebut kini dilantunkan dalam acara pernikahan atau dangdutan. Seperti yang dikemukakan oleh salah satu masyarakat etnis Sunda yang masih memegang erat kebudayaan dengan menggunakan lagu Bangbung Hideung.
"Dahulu dilantukan pada kesenian Terbangan dan Pencak Silat. Sekarang lagu Bangbung Hideung dilantukan pada pernikahan atau dangdutan," ujar Itat Suhendar (Rabu, 14 Juli 2021).
Penggunaan lagu Bangbung Hideung dalam tersebut merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan dan sikap menghargai roh leluhur dari masyarakat etnis Sunda yang sedang mengadakan acara-acara tersebut.Â
"Sebenarnya, meminta itu kepada Allah dengan berdoa dan membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an sebagai bentuk rasa syukur. Namun, seringkali diadakan sebuah syukuran sepeti panen, khitanan, maupun pernikahan yang melantunkan lagu Bangbung Hideung. Lagu Bangbung Hideung adalah bentuk nilai budaya leluhur. Dalam kesenian Terbangan atau dalam pernikahan, sering kali ada yang meminta untuk melantunkan lagu tersebut. Setelah dilantunkan, sering kali pula ada yang dirasuki oleh roh leluhurnya. Ada pula yang dirasuki oleh makhluk gaib lain karena pikiranya yang sedang kosong," ucap Itat Suhendar (Rabu, 14 Juli 2021).
Selain itu, alasan lain penggunaan lagu Bangbung Hideung yang bermakna kesedihan tersebut dilantunkan dalam acara yang menyenangkan adalah sebagai bentuk kebahagiaan yang pada akhirnya menjadi sebuah kesedihan.
"Sebenarnya hal itu karena sangat berbahagia dan bersyukur kepada Allah yang pada akhirnya menjadi tangisan," ucap Itat Suhendar (Rabu, 14 Juli 2021).
Kemudian, lagu yang diawali dengan nama binatang Bangbung Hideung yang berarti Kumbang Hitam tersebut dikarenakan binatang tersebut merupakan penolak bala. Seperti yang diucapkan oleh salah satu masyarakat etnis Sunda yang juga memegang erat kebudayaan dengan menggunakan lagu Bangbung Hideung.
"Bangbung Hideung itu penolak bala. Bisa menjadi penolong ketika mendapatkan kiriman santet dari seseorang," ucap Trisni (Rabu, 14 Juli 2021).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H