Mohon tunggu...
Politik

Apakah Ahok Pantas Dimaafkan?

23 Desember 2016   08:31 Diperbarui: 26 Desember 2016   13:34 1431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


By: M. Akmal Ardiansyah

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mulai menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta  pada 14 November 2014 karena menggantikan Joko Widodo yang telah menjadi Presiden Republik Indonesia. Dalam masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ahok sering mengeluarkan pernyataan yang bersifat kontroversial seperti kasus surat Al Maidah ayat 51. Pernyataan tersebut dianggap sebagai penistaan terhadap ayat yang bertuliskan "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu)" tersebut. Pernyataan tersebut menimbulkan kecaman dari berbagai pihak dan berujung pada pelaksanaan Aksi Bela Islam.

Pernyataan Gubernur DKI Jakarta tersebut dinilai sebagai kasus penistaan agama yang terjadi pada saat berpidato di depan masyarakat di Kepulauan Seribu pada akhir September 2016. Pada saat itu, Ahok sedang menjelaskan program kerja sama Pemerintah Provinsi DKI dan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jakarta dalam bidang perikanan, termasuk memberikan bantuan 4.000 benih ikan kerapu. Dalam pidatonya, Ahok menjelaskan bahwa warga tidak perlu takut mengenai kelanjutan program bantuan itu, bila dirinya tak terpilih dalam Pilgub DKI 2017. Ahok menjamin program itu akan tetap berjalan, apa pun hasil Pilgub kelak. "Jadi enggak usah pikiran. Ahh! Nanti kalau enggak kepilih, pasti Ahok programnya bubar'. Enggak! Saya masih terpilih (menjabat) sampai Oktober 2017," kata Ahok. Setelahnya, terseliplah pernyataan mengenai penggunaan surat Al Maidah ayat 51 jelang Pilgub DKI 2017. "Jadi jangan percaya sama orang, kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu enggak pilih saya. Dibohongin pakai surat Al Maidah ayat 51, macam-macam itu. Itu hak bapak ibu."

Kemudian Sejak 5 Oktober 2016, beredar video berjudul ‘Ahok: Anda Dibohongi Al-Quran Surat Al-Maidah 51’ yang menjadi viral di sosial media baik Facebook ataupun Twitter. Dalam video tersebut, Ahok terlihat mengatakan, Bapak Ibu tidak bisa memilih saya. dibohongi pake surah Al-Maidah 51 dan macem-macem itu. Itu hak bapak ibu. Ya, jika Bapak Ibu perasaan tidak bisa pilih nih karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya, ya enggak apa-apa? Karena inikan panggilan pribadi bapak-ibu. Program ini jalan saja. Jadi, bapak ibu tidak perlu merasa enggak enak dalam nuraninya enggak bisa memilih Ahok.”

Ahok pun mengeluarkan ucapan minta maaf terkait pernyataan tersebut. Sementara itu, Mohamad Guntur Romli, salah satu anggota tim sukses Ahok, mengatakan bahwa pernyataan tersebut telah dipelintir dan menganggap bahwa yang dimaksud "dibohongi" tersebut bukanlah ayatnya melainkan orang-orang yang melakukan politisasi Kitab Suci.

Setelah munculnya pernyataan Ahok tersebut, terdapat banyak laporan ke Bareskrim dalam rangka menuntut Ahok untuk di proses secara hukum. Majelis Ulama Indonesia Pusat dan Sumatera Selatan sudah melaporkan Ahok atas tuduhan penistaan agama. Sekretaris Jenderal DPP FPI, Habib Novel Chaidir Hasan, juga sudah melaporkan Ahok atas tuduhan menghina agama ke Bareskrim Polri. Kontroversi surat Al Maidah ini juga mencuat setelah kelompok yang menamakan diri Advokat Cinta Tanah Air melaporkan Ahok ke Badan Pengawas Pemilu DKI Jakarta pada 27 September lalu karena gubernur petahana tersebut dianggap tidak bisa menafsirkan Al Maidah karena merupakan non-Muslim.

Kasus tersebut memicu terjadinya aksi 4 November 2016 yang berakhir ricuh dengan 3 mobil aparat dibakar, 18 mobil rusak, 160 pendemo dirawat karena terkena gas air mata, dan lebih dari 80 polisi luka termasuk 8 polisi yang luka berat. Aksi anarkis tersebut sangat disayangkan, aksi yang seharusnya berjalan dengan aman dan dami harus berujung ricuh karena tidak bisa menahan emosi dan ego.

Sebagai seorang Muslim sejati dalam menghadapi segala cobaan maka kita harus berpedoman dengan suri tauladan rasulullah yaitu Nabi Muhammad SAW. Rasulullah adalah seseorang yang sangat pemaaf meskipun banyak orang yang telah menghina baik secara verbal maupun secara fisik yang sangat menyakitkan seperti mengibarkan bendera perang dan meludahinya. Beliau memiliki hati yang lapang untuk menerima segala hinaan, bahkan membalasnya dengan kebaikan. Dalam suatu riwayat menjelaskan bahwa setiap kali Rasulullah pulang dari masjid, beliau diludahi dengan cacian dan hinaan oleh seorang kafir secara berulang-ulang.

Pada suatu hari, Nabi tidak melihat orang kafir tersebut lagi dan bertanya kepada para sahabat. Karena mendengar kabar bahwa orang kafir tersebut terkena sakit maka Nabi memutuskan untuk menjenguk orang tersebut. Orang kafir tersebut terkejut dengan kehadiran Nabi Muhammad SAW yang mendekatinya dan menanyakan keadaannya. Orang kafir itu terharu akan kebaikan Nabi yang mau menjenguknya dan bertanya mengapa beliau mau menjenguk orang yang telah meludahinya sepulang dari masjid. 

Dengan hati yang tenang, beliau mengatakan jika ada seseorang yang berbuat jahat dengan kita, maka tidak diperbolehkan bagi kita untuk membalasnya dengan kejahatan. Bahkan beliau telah memaafkan apa yang dilakukan oleh orang kafir itu. Hal ini seketika membuat hati orang kafir itu menjadi terketuk dan menyadari bahwa agama Islam adalah agama yang penuh kedamaian. Sebelum ia meninggal dunia, ia pun berniat untuk masuk agama Islam, dan saat itulah dia masuk ke Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun