Mohon tunggu...
Akmal Abudiman Maulana
Akmal Abudiman Maulana Mohon Tunggu... Administrasi - Capital Markets - Teaching - Writing

Menulis membuat anda hidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gemuruh Energi Sosial Asian Games 2018 sebagai Lokomotif Menuju Indonesia Maju

3 September 2018   23:40 Diperbarui: 4 September 2018   00:07 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penerima Medali Asian Games 2018 (Foto: Setkab)

Rasanya energi dari lebih 250 juta masyarakat Indonesia mengepul menjadi satu dalam dua pekan ini. Tak ada sekat dan perbedaan yang acapkali dijadikan bahan perdebatan dan pergunjingan. Yang ada adalah gelora spirit kebangsaan yang menyeruak. Bangsa ini sudah lama tak segembira ini.

Sudah lama energi positif tidak setinggi ini. Kerja keras, profesionalitas, pengorbanan, kebanggaan, keikhlasan semua pihak, telah turut mengangkat wibawa bangsa besar Indonesia di kancah dunia, memperkokoh kebersamaan dan menghadirkan keindonesian. Sayangnya dua pekan Asian Games 2018 ini rasanya cukup singkat menjadi perekat bagi bangsa yang begitu haus akan gemuruh energi positif.  

Manfaatkan Social Capital 

Saya teringat ucapan Mantan Wakil Presiden Boediono yang dalam suatu kesempatan pernah mengatakan bahwa bangsa ini harus mampu memanfaatkan energi sosial untuk meningkatkan kesejahteraan. Energi sosial dalam hal ini adalah kerja sama antar semua komponen bangsa[vii]. 

Energi sosial ini lah yang menjadi modal sosial  (social capital) yang membuat bangsa ini memiliki kemampuan lebih dari apa yang telah dicapai. Energi sosial yang terlahir dari setiap anak bangsa seyogyanya dijadikan kekuatan untuk menopang pertumbuhan bangsa dan negara dalam segala aspek, bukan malah terkuras habis hanya dengan kesibukan mencari kebobrokan negara, memecah belah, dan saling menyeruakkan perbedaan.  

Jika menilik sejarah, di saat negeri ini berjuang lepas dari belenggu penjajahan, seluruh energi sosial bangsa saat itu melebur mengarah pada keinginan untuk merdeka. Padahal di kala itu pejuang hanya dilengkapi dengan bambu runcing, tetapi mereka mampu mengibarkan bendera merah putih di tanah yang saat ini kita pijaki.

Energi sosial yang begitu besar telah membawa bangsa ini ke gerbang kemerdekaan. Lautan, hutan dan daratan yang acapkali dibanggakan sebagai kekayaan negeri hanya sebatas bonus bagi bangsa ini. Energi sosial dari setiap individu dan masyarakat lah yang justru menjadi kekuatan terbesar bangsa ini untuk terus maju.

Apa yang disampaikan Jokowi dalam pidatonya pada penutupan Asian Games 2018 semalam seperti pada penggalan awal tulisan ini, dan apa yang pernah diungkapkan oleh Boediono menjadi catatan buat kita semua bahwa energi untuk menjadi bangsa yang semakin maju dan besar berasal dari seluruh rakyat Indonesia. 

Momen Asian Games 2018 ini bukan soal pertandingan semata, Asian Games hadir sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Tidak ada waktu untuk saling meyalahkan dan memecah belah.

Saatnya kita bangkit menjadi bangsa yang sering bersorak menebarkan energi positif dibanding mencela, karena inilah wajah Indonesia yang sesunguhnya, Indonesia yang mengapresiasi, penuh dengan optmisme, dan saling bergandengan demi mencapai tujuan.

Perhelatan Asian Games 2018 bisa saja berakhir,  tetapi energi positif sebagai energi sosial akan terus bergelora dalam diri individu kita semua sampai kapan pun. Saatnya kita saling merangkul, menyemangati satu sama lain seperti apa yang telah kita pertontokan di Asian Games 2018. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun