Mohon tunggu...
Akmal M Roem
Akmal M Roem Mohon Tunggu... wiraswasta -

menyukai sesuatu yang mudah dipahami, enak dibaca, segar untuk dicerna, senang untuk dikerjakan. Guru SM-3T Aceh. Mengajar di pedalaman Kalimantan Barat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hanya Kita

9 Agustus 2010   10:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:11 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

dan kemudian setitik nur itu pun meredup

lenyap mengikuti senja pulang ke makam

entah mengapa?

atau mungkin karena nyata?

dibalik pucuk limau bulan mengintip

tangis bunda mengingat lara menyesak

lakon anak yang tak pernah terduga

dan kemudian laut pun berubah merah

menyajikan altar kepedihan manusia

entah mengapa?

atau mungkin karena nyata?

takdir tertulis digaris tangan yang berliku

maka disana pula tergambar

surga dan neraka

pun ku sujud lalu menegadah dosa

aku akan tetap mendpat satu takdir

tidak ada yang tahu

kemana aku menuju.

dan kemudian semuanya lenyap

sunyi.

Banda Aceh, 28 maret 2007

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun