Di bulan Ramadan tahun ini, ada salah satu momen yang cukup indah. Yaitu peringatan Jumat Agung, yang biasa dirayakan oleh umat kristiani. Tidak sedikit dari masyarakat yang muslim, ikut membantu atau memberikan penghormatan atas perayaan ini.Â
Hal ini pada dasarnya bukanlah hal yang baru dan bagian dari sikap toleransi antar umat beragama. Namun, isu toleransi dalam beberapa tahun kebelakang masih sering diganggu oleh sentimen radikalisme, yang terus digulirkan oleh kelompok radikal di media sosial.
Ramadan merupakan bulan yang sangat spesial bagi umat muslim. Bulan yang penuh ampunan dan keberkahan. Tak heran jika di bulan ini, banyak umat muslim yang memperbanyak ibadah, memperbanyak introspeksi dan memperbanyak perbuatan baik, agar mendapatkan banyak pahala dan keberkahan.Â
Disisi lain, Jumat Agung juga merupakan momen yang bersejarah bagi umat Kristiani. Jumat Agung merupakan hari untuk memperingati penyaliban Yesus Kristus, hari duka cita, penebusan dosa dan puasa.
Peringatan Jumat Agung tahun ini terjadi tepat ketika umat muslim menjalankan ibadah puasa. Hal ini tentu menjadi momen suci, yang bisa dimaknai sebagai upaya untuk saling memperkuat toleransi antar umat beragama. Tidak ada arogansi. Karena arogansi pada dasarnya bertentangan dengan semangat Ramadan dan Jumat Agung. Toleransi menjadi kunci, agar kita semua tetap bisa hidup berdampingan dalam keberagaman.
Indonesia terlahir sebagai negara dengan tingkat keberagaman yang tinggi. Berbagai macam suku yang tersebar dari Aceh hingga Papua, melekat berbagai perbedaan latar belakang didalamnya. Mulai dari perbedaan agama, bahasa hingga budaya. Dan nilai-nilai toleransi itulah yang membuat antar umat beragama bisa saling menghargai, menghormati bahkan tolong menolong.Â
Di bulan Ramadan ini saja, tidak sedikit tempat ibadah non muslim yang memberikan takjilan untuk berbuka puasa. Hal ini merupakan bukti, bahwa sejatinya kita semua adalah pribadi yang sangat mengedepankan toleransi.
Toleransi bisa menyatukan keberagaman dalam sebuah harmoni yang menyenangkan. Toleransi tidak hanya melahirkan ketenangan, tapi juga perdamaian yang sesungguhnya. Dan perdamaian, pada dasarnya merupakan fitrah kita semua sebagai manusia.Â
Jika ada sebagian orang atau kelompok yang masih mengedepankan konflik dan intoleransi, hal tersebut sesungguhnya bertentangan dengan hal apapun. Tidak hanya bertentangan dengan ajaran agama, tapi juga bertentangan dengan fitrah manusia itu sendiri.
Agama pada dasarnya telah memberikan inspirasi tentang persatuan dan perdamaian. Agama apapun telah mengajarkan nilai toleransi dan kemajemukan.
Sikap moderat dan toleran, harus ditularkan menjadi gaya hidup kita sebagai masyarakat Indonesia. Hal ini penting mengingat provokasi radikalisme masih terus saja terjadi di dunia maya. Dan sebagai bagian dari negara yang beragama, yang mengakui banyak agama, kita tentu harus menjadi pribadi yang sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia yang religius, tapi tetap mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal. Dan peringatan Jumat Agung di tengah ibadah puasa di bulan Ramadan ini, membuktikan bahwa kita semua pada dasarnya merupakan pribadi yang toleran. Salam toleransi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H