Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mari Saling Belajar Memanusiakan Manusia

22 Mei 2021   13:37 Diperbarui: 22 Mei 2021   13:39 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Satu - kompas.com

Apa bentuk memanusiakan manusia dalam kehidupan sehari-hari? Sederhana saja. Dengan tetap saling menghargai dan menghormati saja, hal itu merupakan bagian dari memanusiakan manusia. 

Dengan saling bertegur sapa, saling menebar senyum ketika bertemu muka, hal itu pun juga bagian dari memanusiakan manusia. Saling berbagi terhadap yang membutuhkan, memberikan sebagian rezeki kepada tetangga atau orang yang membutuhkan, itu pun juga bagian dari memanusiakan manusia. 

Pada dasarnya, memanusiakan manusia bukanlah sesuatu yang berat, yang susah, atau yang harus mengeluarkan effort lebih. Semuanya bisa dilakukan dengan mudah.

Karena sangat mudah itulah, mari kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penting agar kita senantiasa bisa hidup berdampingan dalam keberagaman. 

Seperti kita tahu, Indonesia merupakan negara dengan tingkat keberagaman yang sangat besar. Berbeda dengan negara-negara lain pada umumnya. 

Untuk itulah, toleransi merupakan keniscayaan di negeri ini. Hal ini sebenarnya juga sejalan dengan sifat dasar manusia, yang tidak bisa hidup sendirian dan saling membutuhkan pertolongan satu sama lain.

Dan saling memanusiakan manusia, merupakan upaya agar kita tetap bisa menjadi pribadi yang toleran. Seperti yang dijelaskan dalam sila kedua Pancasila, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. 

Dalam sila tersebut pada dasarnya dijelaskan bahwa setiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang sama. 

Setiap manusia juga punya kedudukan yang sama di depan hukum. Karena itu, setiap manusia tidak boleh saling melemahkan, tidak boleh merasa paling benar, dan menebar kebencian antar sesama.

Mari kita lihat yang terjadi saat ini. Di Indonesia saat ini seringkali antar sesama bisa saling membenci, hanya karena persoalan perbedaan pendapat, pandangan, atau keyakinan. 

Padahal, perbedaan pada dasarnya merupakan hal yang lumarah dalam kehidupan bermasyarakat. Asalkan tidak saling menyakiti, tidak menjatuhkan, dan tidak melakukan provokasi, berbeda tidak masalah. 

Termasuk berbeda dalam pilihan politik atau keyakinan. Bahkan negara juga menjamin kebebasa masyarakatnya untuk menentukan pandangannya dalam hal apapun, sepanjang tidak melanggar Pancasila dan UUD 1945.

Dan terbukti, Indonesia tumbuh menjadi negara yang tenteram dan damai. Meski tak dipungkiri potensi terjadinya konflik selalu saja ada. Namun, karena masyarakatnya sangat toleran dan sangat mengedepankan kemanusiaan, potensi konflik tersebut bisa diredam. 

Meski kelompok intoleran dan radikal terus saja menebar kebencian, hoaks dan provokasi di media sosial, negeri ini masih tetap bisa bertahan karena mayoritas masyarakat juga berusaha untuk memberikan perlindungan.

Saat ini perhatian dunia sedang tertuju pada konflik yang masih terjadi antara Israel dan Palestina. Konflik yang terjadi diantara kedua negara tersebut sudah terjadi sejauh berpuluh-puluh tahun yang lalu. 

Berbagai upaya telah dilakukan dunia internasional untuk terjadinya perdamaian, namun upaya tersebut belum membuahkan hasil hingga saat ini. Tentu saja kita harus terus memberikan dukungan untuk Palestina. 

Namun kita juga bisa belajar, agar konflik berkepanjangan tersebut tidak terjadi di Indonesia. Dan salah satu cara untuk meredam potensi konflik tersebut adalah dengan memanusiakan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun