Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merawat Media Sosial dengan Pesan Kedamaian

19 Juni 2019   07:43 Diperbarui: 19 Juni 2019   07:48 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waspada Hoaks - http://www.nu.or.id

Apa pentingnya medsos dirawat? Apa pula pentingnya pesan kedamaian di media sosial? Mari kita lihat media sosial saat ini. Begitu banyak ungkapan, begitu banyak espresi dituangkan oleh para anak-anak milenial sekarang ini di media sosial. Tidak hanya ungkapan kegembiraan, ungkapan kesedihan pun seringkali mereka munculkan dalam status-status yang mereka ganti setiap saat. 

Ya, media sosial memang memberikan keseruan tersendiri. Kini, berbagai lembaga, organisasi, kementerian juga mulai rama-ramai memanfaatkan media sosial di era milenial ini.

Maraknya aktifitas di media sosial dan dunia maya, merupakan konsekwensi dari perkembangan teknologi yang tidak bisa kita bending. Cara-cara berkomunikasi yang konvensional, mulai menyesuaikan perkembangan zaman. 

Pertemuan fisik pelan-pelan mulai ditinggalkan berganti dengan video call. Kecanggihan inilah yang banyak membuat masyarakat kita, mulai anak-anak hingga dewasa betah beraktifitas di media sosial.

Dalam perkembangannya, perkembangan dunia maya dan media sosial ini, tidak sepenuhnya digunakan untuk kepentingan yang menyenangkan, tidak hanya sebatas untuk berekspresi ataupun mencari teman. 

Media sosial ternyata juga mulai marak digunakan untuk kepentingan yang tidak baik. Saat ini, ujaran kebencian, hoaks terus bermunculan. Awalnya mungkin sebagian orang menilai hal itu karena faktor ketidaksengajaan. Namun, di tahun politik ini, hoaks dan hate speech sengaja diproduksi untuk disebarluaskan di media sosial.

Jauh sebelum itu, dipenghujung kehancuran ISIS di Irak dan Suriah, pemimin ISIS telah memerintahkan para pengikutnya, untuk kembali ke negaranya masing-masing dan mulai menguasai media sosial. 

Sejak saat itulah, aksi pemenggalan kepala yang dilakukan kelompok ISIS mulai disebar ke dunia maya. Teror secara digital ini membuat semua negara kelimpungan, karena bisa memberikan dampak negative bagi warga negaranya. 

Begitu juga dengan di Indonesia. Banyak postingan yang diblock, tapi berbagai cara terus mereka lakukan. Tak hanya menebar teror, media sosial seringkali juga digunakan untuk menyebarkan propaganda radikalisme, cara-cara merakit bom, merekrut anggota, hingga menggalang pendanaan.

Dalam perkembangannya, dunia maya dan media sosial sudah mengandung informasi yang bermacam-macam. Mulai dari yang informative hingga yang provokatif. Mulai yang baik hingga yang buruk. Semuanya menjadi satu. 

Nah, jika kita para milenial yang memang banyak menggunakan dunia maya dan media sosial untuk beraktifitas, harus jeli dalam memiliah informasi yang ada. Jika kita tidak membekali diri dengan literasi, jika kita tidak menjadi smart netizen, jika kita membiarkan diri untuk mudah percaya terhadap setiap informasi, maka akan mudah terprovokasi. 

Dan ketika provokasi itu masuk ke dalam pikiran, maka bibit radikalisme, intoleransi dan terorisme, pelan-pelan akan masuk ke dalam pikiran. Apa yang terjadi pada RA, seorang pemuda yang meledakan dirinya di pos polisi di Surakarta, Jawa Tengah, adalah salah satu bukti radikalisme digital yang berawal dari media sosial yang berhasil telah mempengaruhi diri seseorang. Karena itulah, postinglah yang menyejukkan di media sosial dan dunia maya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun