Dan ketika provokasi itu masuk ke dalam pikiran, maka bibit radikalisme, intoleransi dan terorisme, pelan-pelan akan masuk ke dalam pikiran. Apa yang terjadi pada RA, seorang pemuda yang meledakan dirinya di pos polisi di Surakarta, Jawa Tengah, adalah salah satu bukti radikalisme digital yang berawal dari media sosial yang berhasil telah mempengaruhi diri seseorang. Karena itulah, postinglah yang menyejukkan di media sosial dan dunia maya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!