Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bergotong Royong Melawan Hoax dan Kebencian di Dunia Maya

31 Januari 2019   07:39 Diperbarui: 31 Januari 2019   07:46 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dunia Maya - jalandamai.org

Hidup dalam lingkungan yang sehat, tentu menjadi impian semua orang. Selain akan membuat penghuninya lebih sehat, juga akan membuat lingkungan bersih. 

Karena itulah, masyarakat sering bergotong royong membersihkan lingkungan dari segala bentuk sampah, yang bisa mengundang berbagai macam penyakit. Dan kesadaran hidup sehat ini, nampaknya sudah melekat di mayoritas masyarakat Indonesia. Tidak ada masyarakat yang mau tinggal di lingkungan yang kumuh. Seaindanya ada bisa jadi hal tersebut karena keterpaksaan.

Konsep hidup sehat ini, sebenarnya juga bisa diterapkan dalam lingkungan atau kondisi yang lain di era milenial ini. Media online terus bermunculan seiring dengan begitu pesatnya perkembangan teknologi informasi. 

Dampak dari perkembangan yang pesat ini juga telah melahirkan media sosial, yang ternyata mempunyai penggemar yang begitu besar. Hampir semua generasi milenial, senang beraktifitas di media sosial. 

Media sosial yang awalnya digunakan sebagai media untuk berekspresi, berbagi informasi dan memperbanyak pertemanan, kini juga bisa digunakan untuk berbagai macam keperluan.

Sayangnya, media sosial ini juga digunakan oleh oknum masyarakat untuk melakukan perilaku yang tidak semestinya. Perilaku yang tidak baik itu adalah menebar berita bohong alias hoax dan ujaran kebencian di media sosial. 

Suka tidak suka, hal itulah yang mengganggu di era sekarang ini. Terlebih di tahun politik ini, hoax dan kebencian seringkali digunakan untuk menjatuhkan elektabilitas lawan untuk mendapatkan dukungan. 

Masyarakat yang sudah terbiasa mengakses informasi melalui media sosial, dikhawatirkan bisa terpapar oleh hoax dan ujaran kebencian, jika tidak jeli dan melakukan cek ricek.

Media sosial tidak lagi menjadi tempat yang menyenangkan. Media sosial telah banyak dipenuhi postingan yang berisi caci maki dan hujatan. Sudah berapa banyak yang ditetapkan sebagai tersangka, lantaran postingan yang diunggah mengandung kebencian dan berita bohong. 

Sayangnya, perilaku tidak baik itu masih saja terjadi. Untuk itulah, diperlukan komitmen bersama untuk membersihkan media sosial dari bibit kebencian dan hoax. 

Persoalannya, membersihkan hoax bukan seperti membersihkan sampah. Perlu ada kesadaran dari semua orang. Dan untuk membangun kesadaran itulah diperlukan gotong royong dari semua unsur masyarakat.

Seringkali masyarakat kita langsung mempercayai setiap informasi yang mereka dapatkan. Tidak sedikut pula yang langsung melakukan share tanpa melakukan saring terlebih dulu. 

Jika diantara kita masuk dalam kategori seseorang semacam ini, maka berhetilah menyebarkan informasi yang meragukan. Stop penyebaran hoax dan ujaran kebencian, agar tidak meluas. Karena menebarkan hoax dan kebencian, akan memberikan dampak negative bagi kita, lingkungan, bahkan bangsa ini. Karena hoax dan kebencian bisa memicu terjadinya konflik di tengah masyarakat.

Jika kita bisa membersihkan rumah dan lingkungan dari segala kotoran, maka kita semua juga harus mampu membersihkan hoax dan kebencian dari dunia maya. 

Selain akan membuat kehidupan sosial tidak sehat, akan membuat masyarakat tidak rasional dan merasa dirinya paling benar. Jika hal ini terjadi, maka provokasi akan mudah mempengaruhi mereka untuk melakukan tindakan intoleran dan radikal di kemudian hari. Semoga kita tidak menginginkan hal ini terjadi pada generasi penerus negeri ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun