5 tahun berdiri, kini Pondok Pesantren yang didirikan oleh Dr. H.Muhammad Dinar Faisal, M.Si, semakin di gandrungi.
Berbincang dengan beberapa pengunjung santri, informasi yang didapatkan bahwa terdapat beberapa keunggulan dari Darul Mahfudz yang tidak dimiliki pesantren lain di Sulbar.Â
Sarana asrama menjadi salah satu kelebihan yang diminati masyarakat Sulbar. Pasalnya setiap kamar hanya dihuni 5 sampai 7 santri. Dalam setiap kamar juga tersedia sebuah kamar mandi dan sebuah ruang mencuci serta balkon yang tertutup.Â
Selain itu, kurikulum yang dijalankan pun diramu sesuai kebutuhan. Kurikulum Operasional yang memadukan antara kurikulum nasional _K.13_ dengan kurikulum khas pondok pesantren. Sehingga lulusan memiliki multi skill.
Tenaga pengajar pun senantiasa diberi suntikan upgrade pengetahuan. Agar bisa membawa anak didiknya menggapai harapan. Terdapat lebuh dari 20 tenaga pengajar yang mukim.Â
Lalu, apa pandangan masyarakat terkait berdirinya pondok pesantren ini?
Memperhatikan daerah sekitar, terdapat kemajuan kehidupan masyarakat. Terutama di bidang perekonomian. Setelah berdirinya Darul Mahfudz ini, banyak berdiri warung-warung di sepanjang jalan dari Tinambung sampai Lekopadis. Menurut salah satu pedagang di sekitar pondok, bahwa saat waktu jenguk tiba, banyak wali santri yang singgah berbelanja untuk dijadikan oleh-oleh.Â
Ada satu yang lebih menarik dari peristiwa berdirinya Darul Mahfudz ini. Ketika ada yang bertanya tentang Tinambung, jawabannya adalah daerah yang ada Pesantren Darul Mahfudznya. Itu berarti, Pesantren Darul Mahfudz kini menjadi icon Kecamatan Tinambung.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H