Isu sosial dan politik memiliki pengaruh yang signifikan dalam musik indie Amerika di era sekarang, dengan banyak artis menggunakan karya mereka sebagai sarana untuk menyuarakan pendapat, menciptakan kesadaran, dan memengaruhi perubahan sosial. Hal ini terjadi karena musik indie sering dianggap sebagai medium yang lebih bebas, independen, dan kurang terikat oleh tekanan komersial dibandingkan genre musik utama lainnya. Berikut beberapa cara bagaimana isu sosial dan politik mencuat dalam musik indie Amerika saat ini :Â
1. Lirik sebagai Platform untuk Aktivisme Sosial
Banyak musisi indie yang menulis lirik dengan tujuan untuk memicu kesadaran sosial dan mengajak pendengarnya berpikir kritis tentang isu-isu yang sedang berkembang. MisalnyaÂ
- Phoebe Bridgers: Dalam album Punisher (2020), Bridgers mengeksplorasi tema-tema seperti kecemasan pribadi dan ketidakadilan sosial. Lagu seperti "I Know the End" berbicara tentang ketakutan akan masa depan dan ketidakpastian, yang secara implisit mengomentari kondisi politik dan sosial yang sedang terjadi, seperti krisis iklim dan ketegangan politik.
- MUNA: Band indie pop ini telah secara terbuka berbicara tentang isu LGBTQ+ dan hak asasi manusia. Album mereka MUNA (2022) mencakup lagu-lagu yang mengangkat tema ketidaksetaraan, kecemasan identitas, dan pencarian kebebasan individu, dengan lirik yang berfokus pada penerimaan diri dan pemberontakan terhadap norma sosial.
- Tame Impala: Meskipun lebih dikenal dengan nuansa psychedelia, album The Slow Rush (2020) mengeksplorasi tema-tema sosial dan politik secara lebih luas, seperti waktu yang berjalan begitu cepat, perubahan iklim, dan pencarian makna hidup di tengah ketidakpastian dunia modern.
2. Isu Keadilan Sosial dan Hak Asasi Manusia
Isu keadilan sosial, termasuk rasialisme, hak-hak perempuan, dan ketidaksetaraan ekonomi, menjadi tema sentral dalam karya banyak musisi indie. Artis yang berasal dari komunitas yang terpinggirkan sering kali menggunakan musik mereka untuk memberi suara bagi mereka yang tidak terdengar.
- Run the Jewels (meski lebih cenderung hip-hop, namun sangat memengaruhi indie): Duo ini telah lama terlibat dalam membahas ketidakadilan sosial, rasisme, dan kekerasan polisi. Lagu-lagu mereka seperti "Walking in the Snow" mencerminkan protes terhadap ketidakadilan rasial dan polisi yang tidak adil di Amerika.
- Vagabon: Artis indie yang berasal dari Kamerun ini sering berbicara tentang pengalaman diasporanya dan ketegangan rasial yang ada di Amerika. Albumnya, Infinite Worlds (2017), berbicara tentang pencarian identitas di tengah keragaman budaya dan juga ketidaksetaraan sosial yang dirasakan oleh orang-orang kulit berwarna di Amerika.
3. Perubahan Iklim dan Isu Lingkungan
Sadar akan krisis iklim dan kerusakan lingkungan, beberapa artis indie juga mulai memasukkan tema ini dalam karya mereka.
- Bon Iver: Dalam album i,i (2019), Bon Iver menyentuh isu perubahan iklim secara halus namun bermakna. Meskipun tidak eksplisit, atmosfer album tersebut menciptakan perasaan kesedihan dan ketidakpastian terhadap masa depan yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.
- Sufjan Stevens: Dalam karya-karya seperti The Ascension (2020), Stevens juga berbicara tentang kehancuran dunia dan ketidakpastian ekologi melalui lirik-lirik yang penuh simbolisme, menghubungkan bencana pribadi dengan bencana planet.
4. Hak Reproduksi dan Isu Gender
Setelah keputusan penting seperti pembatalan Roe v. Wade pada 2022, banyak artis indie yang mengekspresikan dukungan terhadap hak perempuan atas tubuh mereka, serta memprotes ketidaksetaraan gender. Beberapa musisi juga mengangkat tema feminisme dalam lirik mereka:
- Clairo: Sejak keluar sebagai panseksual, Clairo menjadi salah satu ikon musik indie yang sangat vokal dalam mendukung hak-hak LGBTQ+ dan mengangkat isu-isu gender dan seksualitas. Liriknya sering menggambarkan perjalanan personalnya dalam mengenal dirinya sendiri, serta perjuangannya untuk keadilan dan penerimaan dalam masyarakat.
- Chvrches: Band asal Skotlandia ini sering menyoroti isu feminisme dan hak perempuan, terutama dalam konteks ketidakadilan gender dalam industri musik. Mereka juga aktif berpolitik dan mendukung hak-hak perempuan dan minoritas.
5. Politik Identitas dan Nasionalisme
Banyak artis indie juga berbicara tentang perpecahan sosial dan politik yang terjadi di Amerika, terutama terkait dengan nasionalisme dan polarisasi politik.
- Courtney Barnett: Penyanyi dan penulis lagu asal Australia ini mengungkapkan kerisauannya tentang kondisi politik Amerika dalam beberapa lagu, dengan lirik yang menyindir ketegangan sosial dan ketidakadilan.
- Sharon Van Etten: Dalam album Remind Me Tomorrow (2019), Van Etten mengeksplorasi ketidakpastian zaman dan kecemasan politik yang sering muncul dalam lagu-lagunya. Lagu "Seventeen" membicarakan kehilangan masa muda dan pengaruh perubahan politik terhadap pandangan hidup individu.