Mohon tunggu...
Muhamad Rizki
Muhamad Rizki Mohon Tunggu... -

seorang pemimpi yang memiliki 111 mimpi dan akan memperjuangkan mimpinya hingga mimpi tersebut menjadi sebuah realita

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dari Ban Sampai ke Hati

21 Juli 2015   20:43 Diperbarui: 21 Juli 2015   20:46 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Alat yang digunakan untuk memanaskan ban dengan memodifikasi alat las. Sehingga Pemanasan menjadi lebih cepat dan panas menjadi stabil. Lalu untuk bahan bakar modifikasi alat las ini menggunakan bensin , untuk menampung bensin dia menggunakan semacam tabung berbentuk silinder lalu untuk menyalurkan bensin tersebut menggunakan pipa plastik.
“Pak,tambah angin.”kata seorang wanita paruh baya mengadu penyakit motor yang dialaminya
“Oh iya”,bu sahut tambal ban.

Segera saja bapak tukang tambal ban menyambar pompa radiator lalu mengisikan tambahan angin ke ban depan dan belakang. Lalu setelah di isi ban tersebut, Bapak tukang tambal ban mengambil pengukur kapasitas angin dan ditancapkan ke bagian pentil. Lalu alat ukur tersebut menunjukkan angka.
“Sudah,bu sudah terisi sesuai kapasitas ban.” kata tambal ban.
“Iya pak,sambil memberikan uang 2000 rupiah” balas sang Ibu.
“Terimakasih.” Kata tambal ban.
“Biasanya kan kalo tambah angin kan cukup menekan ban dengan tangan supaya angin yang diisi sudah terisi penuh,pak? Tapi kenapa bapak pakai alat ukur itu? Apa tidak rugi hanya mendapatkan dua ribu rupiah saja,harus seperti itu ,pak?” Tanyaku penasaran.
“Iya,sama yang saya katakan tadi taw?” Sambil tersenyum.
“Dengan pelayanan seperti itu nanti para pelanggan terasa puas,mbak. Para pelanggan saya setia dengan saya ,jika nambal ban datang ketempat saya. kalo ditempat lain katanya kurang marem hasile.”
“Oh,iya ya,pak ane paham.”jawabku
Tak terasa banku sudah rampung diperbaiki oleh tukang tambal ban.
Sudah beres mbak.” kata tukang tambal ban
“Iya,pak. Berapa?”
“Tujuh ribu rupiah aja,mbak iznha”
“Terimakasih, Pak” sambil membayar dengan uang pas.

Alhamdullilah akhirnya bisa pulang. Saya bersyukur dapat melanjutkan aktivitas selanjutnya, dan saya bersyukur pula karena bertemu dengan Bapak tukang tambal ban yang saya tidak tahu namanya. Tapi nasihatmu akan selalu kuingat dan kupraktekkan ke dalam hidupku. Terimakasih,Bapak tukang tambal ban yang telah menginspirasi diriku dan hidupku.

                            
216. diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Ban bocor adalah sesuatu yang buruk yang menimpaku tetapi pada kenyataannya di balik ban bocor itu adalah amat baik bagiku. Amat baik bagi kehidupanku. Maha Benar Allah segala firman-Nya,Allah Maha Mengetahui,sedangkan diriku ini tidak mengetahui. Mari berprasagka baik kepada Allah.
“Al-hikmatu thalatil mu”miniina fa man wajadaha fal yataqidha”
(Wisdom itu barang hilangnya orang yang beriman,maka barangsiapa bertemu dengannya ambiilah).
“Khuzil hikmata wa la yadhurruka min ayyinil harajat”
(Ambillah hikmah itu dan tidak akan berpengaruh buruk kepada kamu dari bencana apapun hikmah itu keluar).

Lihatlah apa yang dibicarakan oleh orang lain, bukan siapa orang yang berbicara. Siapapun itu kita harus menghargai, menghormati orang lain,apapun orang itu, jangan merendahkan yang lain.karena orang lain banyak memberikan manfaat bagi kita.

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun