Mohon tunggu...
Akil Wasa
Akil Wasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Author - Director - Script Writer

IG : @akilwasa

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sepak Bola Putri Mati Suri, Pemain Kubur Mimpi?

15 Oktober 2022   05:45 Diperbarui: 17 Oktober 2022   12:40 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapten timnas wanita Indonesia, Ade Mustikiana Oktafiani, beraksi pada laga pembuka Piala Asia Wanita 2022, Jumat (21/1/2022) malam WIB. (dok. PSSI via KOMPAS.com)

Tidak Jelas! Begitulah istilah yang tepat untuk nasib sepakbola putri Indonesia. Terakhir, timnas putri berkiprah di ajang Piala AFF 2022 serta lolos ke Piala Asia. Pada semua kompetisi itu timnas putri Indonesia mendapat hasil yang kurang memuaskan. 

Sangat menyedihkan, di ajang Piala AFF 2022 , timnas Indonesia menjadi juru kunci tanpa meraih kemenangan, dengan torehan hasil sekali imbang dan empat kali kalah.

Pada Piala Asia, yang sejatinya sudah 33 tahun absen, juga harus berakhir dengan sadis setelah dipermalukan Australia dengan skor 18-0 serta menjadi kekelahan terbesar dalam sejarah sepak bola putri Indonesia.

Bagi yang mengikuti perkembangan sepak bola putri Indonesia, hasil buruk yang diterima timnas putri Indonesia khususnya dalam ajang AFF dan Piala Asia tampak wajar dan dapat dimaklumi, karena kompetisi liga sepak bola putri sudah tidak aktif lagi. 

Kompetisi liga sepak bola putri terakhir digelar pada tahun 2019. Persib Bandung keluar sebagai juara setelah menang agregat atas Persikabo Kartini. Setelah itu, liga terhenti akibat pandemi Covid-19 dan tak kunjung mulai hingga saat ini. 

Dengan fakta demikian, mustahil rasanya jika menuntut prestasi tinggi kepada timnas sepak bola putri jika tidak ada kompetisi liga dalam negeri. Mengandalkan TC (training center) dengan pemain pilihan beberapa bulan sebelum mengikuti kejuaraan bukan pilihan terbaik dan sudah terbukti cara tersebut gagal total.

Indonesia tak penah kehabisan talenta para pemain sepak bola, tak terkecuali pesepak bola putri. Sebut saja, Zahra Muzdalifah, Shalika Aurelia, Baiq Amiatun, Shafira Ika Putri, Rani Mulyasari, Ade Mustikiana, Octa Nurmalita, Herlina Sada, Sabreena Dressler, Sheva Imut, Jesela, Mayang Zp, Nisma Rusdiana dan masih banyak lagi. Bahkan yang mencengangkan media adalah Shalika Aurelia, karena sampai saat ini, dia bermain untuk AS Roma seri B Italia. 

Dengan talenta yang begitu banyak, maka sangatlah disayangkan apabila para pesepakbola putri tanah air tidak diberdayakan dan dibiarkan begitu saja.

Mereka butuh wadah untuk mengembangkan bakat dan perjalanan karir pribadinya. Terlebih lagi, berbagai kejuaraan sepakbola putri baik di skala asia maupun dunia semakin berkembang pesat dan menjadi perhatian khusus Fifa.

Sadar atau tidak, sepakbola putri Indonesia sudah ketinggalan jauh, bukan hanya dari eropa dan asia tapi juga wilayah Asean. Sebagai contoh adalah Vietnam.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, tepatnya setelah pandemi Covid-19, Federasi sepak bola Vietnam konsisten menggelar liga sepak bola putri beserta beberapa kejuaraan lokal. 

Perlahan tapi pasti, kekuatan sepakbola putri Vietnam mulai menunjukkan taringnya. Contoh lainnya adalah Filipina. Para pemain mereka sudah banyak yang bermain di liga Australia dan Amerika dan yang paling mengejutkan adalah timnas putri Filipina berhasil tembus ke ajang Piala Dunia, padahal sepak bola bukan menjadi olahraga favorit di Filipina.

Tak sedikit pihak atau bahkan media yang menyinggung soal kompetisi sepakbola putri di tanah air. Namun, PSSI beralasan bahwa pihaknya tidak mau membebani klub.

Di saat negara Eropa dan Asia, bahkan negara asean mulai memajukan sepakbola putri mereka, Indonesia justru berpangku tangan, padahal Indonesia terkenal sebagai penghasil talenta pemain sepak bola hebat, terlebih lagi sepak bola merupakan olahraga paling favorit di Indonesia serta garuda pertiwi masuk dalam 100 besar ranking FIFA. 

Sebagai pertimbangan, laga FIFA matchday melawan Singapura, tanggal 10 Oktober 2022 lalu, timnas putri Indonesia berhasil menaklukkan tuan rumah Singapura dengan skor 1-2. 

Hasil itu mungkin bisa menjadi sedikit dari sekian banyak alasan agar liga sepakbola putri di Indonesia segera di langsungkan.

Namun, jika liga belum bisa dijalankan oleh karena suatu hal dan lainnya, ada baiknya garuda pertiwi jangan mengikuti kejuaraan apapun, apalagi dengan persiapan yang minim. Lebih baik jadi penonton sambil melakukan pembenahan daripada menjadi lumbung gol bagi lawan. 

Petarungan tanpa persiapan adalah perbuatan konyol. Akhir kata, sukses dan jaya selalu untuk timnas sepak bola putri Indonesia.

Jayalah garuda pertiwi. Jayalah sepakbola Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun